Inflasi Desember 0,57% karena Harga Cabai, Tertinggi dalam 2 Tahun

ANTARA FOTO/Makna Zaezar/nz.
Pedagang melayani pembeli di Pasar Besar, Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Jumat (17/12/2021).
Penulis: Abdul Azis Said
3/1/2022, 11.54 WIB

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, inflasi Desember 0,57%. Ini merupakan yang tertinggi dalam dua tahun terakhir.

"Dari bulan ke bulan, inflasi pada Desember tercatat yang tertinggi selama dua tahun terakhir," kata Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers virtual, Senin (3/1).

Sedangkan secara tahun kalender, inflasi sepanjang 2021 mencapai 1,87%. Ini merupakan yang tertinggi sejak Juli 2020.

Meski begitu, besaran inflasi sepanjang 2021 di bawah target Bank Indonesia (BI) 2% - 4%.

Ia mengatakan mayoritas kota mencatatkan kenaikan harga. Dari 90 kota yang diamati, 88 di antaranya inflasi dan dua sisaya deflasi.

Inflasi tertinggi terjadi di Jayapura 1,91% secara bulanan (month to month/mtm). Penyumbang utamanya, kenaikan harga tiket pesawat atau angkutan udara, dengan andil 0,94%.

Sedangkan dua kota yang mencatatkan penurunan harga-harga yaitu Dumai dan Bukit Tinggi. Deflasi di Dumai 0,13%, sementara Bukit Tinggi 0,04%.

Berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi tinggi pada Desember terutama disumbang oleh kelompok makanan, minuman dan tembakau. Kelompok ini memiliki andil 0,41%.

Inflasi kelompok makanan, minuman dan tembakau 1,61% mtm dan 3,09% secara tahunan (year on year/yoy)

"Komoditas yang dominan sehingga andilnya besar terhadap inflasi Desember yakni harga cabai rawit,” kata Margo. Andil cabai rawit 0,11%.

Disusul oleh harga minyak goreng dengan andil 0,08%. Kemudian telur ayam ras 0,05%.

Inflasi tinggi juga terjadi pada kelompok transportasi, dengan andil 0,07%. Kelompok ini mencatatkan kenaikan harga 0,62% mtm dan 1,58% yoy.

Penyebab utama inflasi pada kelompok transportasi yaitu kenaikan harga tarif angkutan udara. Andil tarif pesawat yakni 0,06%.

Berdasarkan komponen pembentuk, inflasi terjadi pada kelompok harga bergejolak (volatile food) yakni 2,32% mtm dan 3,20% yoy. Andil kelompok ini 0,38%.

"Kalau dilihat penyebab inflasi pada harga bergejolak yakni naiknya harga cabai rawit, minyak goreng, telur ayam ras, daging ayam ras, dan cabai merah." kata Margo.

Komponen inti juga mencatakan inflasi 0,16% mtm dan 1,56% yoy. Andil kategori ini 0,11% terhadap inflasi Desember.

Komoditas penyumbang inflasi yaitu kenaikan harga ikan segar dan sabun detergen baik yang bubuk maupun cair.

Komponen harga diatur pemerintah mengalami inflasi 0,45% mtm dan 1,79% yoy. Meski demikian, komponen ini hanya berkontirbusi 0,08% terhadap inflasi Desember.

Kenaikan harga komponen itu terutama karena kenaikan tarif angkutan udara.

Reporter: Abdul Azis Said