Ketimpangan Penduduk RI Membaik, BPS: Rasio Gini Turun ke 0,381

Adi Maulana Ibrahim|Katadata
BPS mencatat tingkat kemiskinan pada September 2021 sebesar 9,71% atau terdapat 26,5 juta orang penduduk miskin.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
17/1/2022, 15.20 WIB

Ketimpangan tingkat pengeluaran antar penduduk Indonesia paling kaya dan miskin semakin menyempit. Ini tercermin dari angka rasio gino September 2021 sebesar 0,381 poin, lebih rendah dari laporan September 2020 sebesar 0,385 poin. 

"Kalau mendekati 1 berarti ketimpangan semakin tinggi, sementara mendekati 0 berarti relatif tidak terjadi ketimpangan," kata Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers daring, Senin (17/1). 

Tingkat rasio gini Indonesia terus bergerak membaik, meski  belum mencapai level sebelum pandemi yakni 0,380 poin pada September 2019.

Perbaikan angka rasio gini terjadi baik di perkotaan maupun pedesaan. Tingkat ketimpangan di perkotaan tercatat sebesar 0,398, turun dari 0,399 pada September 2020. Demikian pula dengan tingkat ketimpangan di pedesaan yang turun dari 0,319 menjadi 0,314 poin.

Margo mengatakan, tingkat ketimpangan di perkotaan masih jauh lebih tinggi dibandingkan di pedesaan. "Hal ini karena kalau di pedesaan sumber pendapatannya relatif sama, umumnya pertanian, sehingga rasio gininya relatif lebih rendah dibandingkan perkotaan," kata dia. 

Ketimpangan pengeluaran secara spasial menurun di mayoritas provinsi. Hanya terdapat sembilan provinsi mencatat kenaikan rasio gini. Penurunnya tertinggi di Maluku Utara sebesar 0,022 poin, sedangkan peningkatan rasio gini tertinggi di Sulawesi Tengah 0,10 poin.

Dengan perkembangan tersebut, tingkat ketimpangan tertinggi di DI Yogyakarta sebesar 0,436 poin. Sebaliknya, tingkat ketimpangan paling rendah di Kepulauan Bangka Belitung sebesar 0,247 poin.

Pada hari yang sama yang sama, BPS juga melaporkan tingkat kemiskinan di Indonesia menunjukkan penurunan. Tingkat kemiskinan pada September 2021 sebesar 9,71% atau terdapat 26,5 juta orang penduduk miskin.

 Kepala BPS Margo Yuwono menjelaskan, jumlah penduduk miskin Indonesia baik secara nominal maupun persentase terus turun. Jumlah penduduk miskin berkurang 1,04 juta orang jika dibandingkan Maret 2021 atau penurunan 0,43 poin persentase. Penurunan lebih dalam sebesar 1,05 juta orang atau turun 0,48 poin persentase dibandingkan September 2020.

"Selama setahun lalu, penurunan kemiskinan menunjukkan kinerja membaik, tapi kalau dibandingkan sebelum pandmei angkanya masih lebih tinggi pada saat sekarang," kata Margo.

Perbaikan pada angka kemiskinan di Indonesia juga tercermin dari perbaikan pada indeks kedalaman kemiskinan dan keparahan kemiskinan. Indeks kedalaman kemiskinan mengindikasikan jarak rata-rata pengeluaran penduduk miskin terhadap garis kemiskinan, adapun garis kemiskinan pada September 2021 sebesar Rp 486.168 per kapita per bulan. 

Indeks kedalam kemiskinan pada September tahun lalu turun ke 1,67 poin, lebih rendah dari 1,75 poin pada tahun 2020. Namun belum kembali ke level sebelum pandemi di 1,5 poin. 

Indikator kedua yakni indeks keparahan kemiskinan yang mencerminkan ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin. Indeks keparahan kemiskinan RI turun menjadi 0,418 poin pada September 2021, lebih rehda dari 0,47 pada September 2020. Namun belum kembali ke level sebelum pandem di 0,36.

Reporter: Abdul Azis Said