Impor Desember Tertinggi Sepanjang Sejarah, Tanda Ekonomi Kian Membaik

Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Ilustrasi. BPS menyebut, kenaikan impor mengindikasikan perekonomian domestik yang semakin membaik.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
17/1/2022, 16.43 WIB

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor pada Desember mencetak rekor bulanan tertinggi sepanjang sejarah mencapai US$ 21,36 miliar. BPS menyebut, kenaikan impor mengindikasikan  perekonomian domestik yang semakin membaik.

Kepala BPS Margo Yuwono menjelaskan, impor pada Desember menunjukkan kenaikan 10,51% secara month-to-month (mtm) dan 47,93% secara year-on-year (yoy). Pertumbuhan dua digit terjadi pada impor migas maupun nonmigas secara bulanan. Kinerja impor juga lebih baik dibandingkan ekspor yang terkontraksi 2,04% secara bulanan dan tumbuh 35,3% secara tahunan.

Berdasarkan penggunaan barang, pertumbuhan impor tertinggi secara bulanan terjadi pada jenis barang konsumsi dengan kenaikan mencapai 24,55%. Impor barang konsumsi pada Desember sebesar US$ 2,49 miliar atau 11,67% dari total impor periode tersebut. Margo mengatakan, peningkatan pada impor barang konsumsi menunjukkan daya beli masyarakat semakin baik di bulan terakhir 2021.

Impor bahan baku atau penolong tumbuh 9,07% menjadi US$ 15,63 miliar. Impor bahan baku menyerap 73,18% dari total impor Desember. Impor barang modal pada bulan yang sama tumbuh 8,01% sebesar US$ 3,24 miliar. Impor untuk kebutuhan barang modal berkontribusi 15,15% dari total impor.

"Ini menunjukkan bahwa permintaan bahan baku penolong dan barang modal mengindikasikan bahwa sektor ekonomi domestik sudah mulai terus membaik, dan peningkatan impor terhadap barang konsumsi berarti daya beli masyarakat semakin bagus untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya" kata Margo dalam konferensi pers secara daring, Senin (17/1).

Margo menjelaskan, impor sejumlah komoditas meningkat tajam pada Desember. Salah satunya, impor mesin atau peralatan mekanis dan bagiannya yang naik mencapai  US$ 401,5 juta. Kenaikan impor terutama berasal dari Cina, Korea Selatan dan Finlandia.

Kenaikan impor juga terjadi pada produk farmasi mencapai US$ 288,6 juta, bahan bakar mineral US$ 186,3 juta, besi dan baja US$ 137,3 juta, dan pupuk US$ 118 juta.

Di sisi lain, menurut dia, ada juga beberapa barang yang  mencatat penurunan impor. Impor komoditas serealia turun US$ 135,2 juta, terutama yang berasal dari Ukraina, Kanada dan Argentina.

Penurunan impor juga untuk kapal, perahu dan struktur terapung sebesar US$ 84 juta, bijih logam dan terak US$ 75,8 juta, impor perabotan, lampu dan alat penerangan US$ 38,3 juta, serta impor kendaraan udara dan bagiannya sebesar US$ 30,3 juta.

Sementara berdasarkan negara asalnya, kenaikan  impor terutama terjadi untuk barang yang berasal dari Cina. Impor dari Cina pada Desember sebesar US$ 6,23 miliar atau lebih dari sepertiga impor Indonesia bulan tersebut.

"Penambahan impor di bulan Desemebr 2021 itu terutama dari Cina, impornya bertambah US$ 456,8 juta, komoditas yang meningkat diantaranya mesin dan peralatan mekanis, mesin peralatan elektrik, dan pupuk," kata Margo.

Selain Cina, peningkatan nilai impor Desember juga yang berasal dari Australia sebesar US$ 300 juta, Amerika Serikat US$ 213 juta, Spanyol US$ 130,3 juta dan Singapura US$ 125,7 juta.

Reporter: Abdul Azis Said