Bank Indonesia (BI) mencatat penyaluran kredit perbankan pada Desember 2021 meningkat 4,9% secara tahunan (year on year/yoy). Pertumbuhan tertinggi yakni kredit pemilikan rumah (KPR).
Total penyaluran kredit pada akhir tahun lalu Rp 5.755,7 triliun. Pertumbuhan kredt Desember 2021 itu lebih tinggi dibandingkan November 4,4%.
"Peningkatan terutama terjadi pada kredit modal kerja (KMK) dan kredit konsumsi (KK). Sedangkan kredit investasi (KI) tumbuh melambat," demikian isi laporan terbaru BI, Senin (24/1).
Rincian pertumbuhan dan nilai penyaluran kredit sebagai berikut:
1. Pertumbuhan KMK naik dari 5% pada November menjadi 6,1% di Desember 2021
Peningkatan terutama ke sektor industri pengolahan di Jawa Barat dan Banten. Selain itu, ke sektor Keuangan, real estat, dan jasa perusahaan di DKI Jakarta dan Banten.
2. Pertumbuhan KK meningkat dari 4,1% pada November 2021 menjadi 4,6% bulan lalu
Utamanya didorong oleh penyaluran KPR yang tumbuh 9,7% dan kredit multiguna 3,1%. Sedangkan kredit kendaraan bermotor masih terkontraksi 6,2%, tetapi lebih kecil dibandingkan November negatif 8,9%.
"Peningkatan KPR terutama disebabkan oleh peningkatan kredit untuk tipe di atas 70 di DKI Jakarta dan Jawa Barat," demikian isi laporan BI.
3. Pertumbuhan KI melambat dari 3,5% pada November 3,2%
Kredit investasi ke sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan tumbuh 3,2%. Ini melambat dibandingkan bulan sebelumnya 3,5%.
Pertumbuhan penyaluran kredit ke sektor industri pengolahan juga anjlok dari 6,5% menjadi hanya 0,5%. Ini sejalan dengan perlambatan kredit di subsektor industri pupuk.
4. Kredit untuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) tumbuh melesat 12,3% dari bulan sebelumnya 3,1%
Ini terutama karena kredit kepada usaha skala mikro melesat 61,9% pada Desember. Padahal terkontraksi 10,7% pada November.
Pertumbuhan penyaluran kredit kepada usaha kecil juga naik dari 20,7% menjadi 28,5%. Sedangkan kredit ke usaha skala menengah anjlok dengan kontraksi 3% menjadi negatif 24,4%.
Selain kredit, pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) naik dari 10,3% menjadi 12,1%. Peningkatan ini terutama terjadi pada giro dan simpanan berjangka.
“Sedangkan berdasarkan golongan nasabah, peningkatan giro dan simpanan berjangka terjadi pada golongan nasabah korporasi," tulis BI.
Pada Desember 2021, simpanan berjangka tumbuh 3,8% yoy atau lebih tinggi dibandingkan November 2,2%. Peningkatan terutama pada bank di Jakarta dan Jawa Tengah.
Pertumbuhan giro juga melonjak dari 22% menjadi 27%. Ini utamanya didukung oleh giro perbankan di ibu kota dan Jawa Barat.
Sedangkan pertumbuhan tabungan melambat dari 12% menjadi 11,7%. Perlambatan terjadi baik pada tabungan rupiah maupun valas.