Harga Minyak Goreng Mulai Turun, BI Ramal Inflasi Januari 0,53%

ANTARA FOTO/Muhammad Arif Pribadi/Lmo/hp.
Ilustrasi. Harga minyak goreng dalam satu bulan terakhir mulai turun, sebesar 3,8% untuk minyak goreng kemasan sederhana dan 1% untuk minyak goreng curah.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
28/1/2022, 18.02 WIB

Bank Indonesia (BI) memperkirakan Indeks Harga Konsumen (IHK) akan kembali mencetak inflasi pada Januari 2021 sebesar 0,53% secara month-to-month (mtm), lebih rendah dari bulan sebelumnya. Inflasi di Januari terutama didorong oleh kenaikan harga bahan bakar dan daging ayam ras. 

"Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu keempat Januari 2022, perkembangan harga bulan ini tetap terkendali dan diperkirakan inflasi sebesar 0,53% secara mtm," kata Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan tertulisnya, Jumat (28/1).

Dengan perkembangan tersebut, inflasi secara tahun kalender diperkirakan 0,53%. Inflasi tahunan sebesar 2,15%, lebih tinggi dibandingkan inflasi tahunan bulan lalu yang hanya 1,87% atau di bawah target bawah BI 2%.

Erwin mengatakan, komoditas yang menjadi pendorong inflasi bulan ini, yakni komoditas Bahan Bakar Rumah Tangga (BBRT) sebesar 0,12% secara mtm, daging ayam ras sebesar 0,09%, tomat dan beras masing-masing sebesar 0,05%, serta telur ayam ras, sabun detergen bubuk/cair dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,03%.

Komoditas lainnya, yakni bawang merah mendorong inflasi sebesar 0,02%, cabai rawit, minyak goreng, jeruk, mie kering instan, bawang putih, kangkung, gula pasir dan emas perhiasan masing-masing sebesar 0,01%.

Sementara itu, komoditas yang diramal deflasi antara lain bawang merah 0,05% dan tarif angkutan udara sebesar 0,02%.

Berdasarkan data Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok Kementerian Perdagangan (SP2KP) sejumlah komoditas pangan memang mencatat kenaikan harga dalam satu bulan terakhir. Harga bawang merah naik 6% menjadi Rp 30.300 per kg hari ini. Daging ayam ras naik 1,2% menjadi Rp 36.800 per kg, gula pasir naik 6% menjadi Rp 14.000 per kg dan beras naik 1% menjadi Rp 10.400 per kg.

Meski demikian, beberapa harga komoditas anjlok. Cabai rawit merah jatuh 50% menjadi Rp 48.300 per kg, cabai merah keriting turun 28,5% menjadi Rp 36.100 per kg. Cabai merah besar turun 27% menjadi Rp 35.900 per Kg dan harga telur ayam ras terkoreksi 10,4% menjadi Rp 26.700 per kg. Harga minyak goreng juga sudah mulai turun, sebesar 3,8% untuk minyak goreng kemasan sederhana dan 1% untuk minyak goreng curah.

Perkiraan inflasi Januari sebesar 0,53% secara mtm akan lebih rendah dibandingkan inflasi Desember yang mencapai 0,57%. Selain itu, perkiraan ini juga lebih rendah dibandingkan survei pekan lalu yang memperkirakan inflasi sebesar 0,58%.

Bank Indonesia sebelumnya memperkirakan inflasi tahun ini akan berada di rentang 2%-4%. Inflasi diperkirakan akan menanjak terutama di paruh kedua menuju akhir tahun. Pemantauan terhadap inflasi ini yang juga akan berpengaruh kepada arah kebijakan moneter BI ke depan, terutama kenaikan bunga acuan.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan kenaikan inflasi tahun ini akan didorong oleh meningkatnya permintaan domestik seiring pembukaan aktivitas ekonomi. Namun,  inflasi akan tetap di sasaran target. Optimisme tersebut seiring dengan jumlah penawaran agregat masih lebih tinggi dibandingkan kenaikan permintaan agregat.

Reporter: Abdul Azis Said