Bank Sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed) diperkirakan akan menaikkan suku bunga acuannya lebih agresif hingga 50 basis poin (bps) atau 0,5%pada pertemuan Maret mendatang.
Langkah The Fed ini akan tergantung pada kondisi inflasi beberapa bulan mendatang.
Presiden The Fed Atlanta Raphael Bostic mengatakan bunga acuan bank sentral akan naik 75 bps pada tahun ini.
Kenaikan pertama akan dimulai pada Maret, namun menurutnya The Fed bisa mengambil tindakan yang lebih agresif jika didukung oleh data ekonomi, terutama inflasi.
Ini memberi sinyal kemungkinan The Fed meningkatkan bunga acuannya hingga 50 bps atau 0,5%.
Ini dua kali lipat dari kenaikan biasanya dan belum pernah dilakukan kira-kira selama dua dekade terakhir.
Bostic juga mengatakan tidak menutup kemungkinan The Fed akan mengumumkan kenaikan bunga acuan di sisa tujuh pertemuannya tahun ini.
“Jika data mengatakan bahwa segala sesuatunya telah berkembang sedemikian rupa sehingga pergerakan 50 basis poin diperlukan, maka saya akan condong ke dalamnya. Jika perubahan (diumumkan) dalam pertemuan The Fed berturut-turut masuk akal, saya akan merasa nyaman dengan itu." kata Bostic dikutip dari Financial Times, Senin (31/1).
Komentar Bostic ini menggemakan pernyataan Gubernur The Fed Jerome Powell sebelumnya telah menunjukkan sikap yang lebih hawkish.
Bostic mengatakan, langkah lebih agresif merupakan respons alami The Fed untuk menghadapi kekhawatiran yang terjadi belakangan ini.
Karena itu, dia menolak klaim bahwa langkah agresif ini berpotensi merusak proses pemulihan ekonomi.
"Jika kita melakukan tiga (kenaikan suku bunga), itu masih akan meninggalkan kebijakan kami dalam ruang yang sangat akomodatif," kata dia.
Dia optimistis dengan prospek pertumbuhan ekonomi kedepannya sekalipun kebijakan suku bunga longgar akan ditarik.
Setelah pertemuan The Fed pekan lalu yang juga menunjukkan sikap lebih agresif merespon kenaikan inflasi, pasar mulai bertaruh bunga acuan The Fed bisa naik hingga lima kali tahun ini.
Ini lebih agresif ketimbang kenaikan tiga hingga empat kali dalam perkiraan sebelumnya.
Ekonom Goldman Sachs David Mericle dan Jan Hatzius juga memperkirakan The Fed bisa lebih agresif menaikan bunga acuannya hingga lima kali, dengan kenaikan pertama di Maret dan kedua pada Mei.
Kenaikan ketiga dan keempat masing-masing diperkirakan Juli dan september. Kenaikan kelima diperkirakan pada Desember sehingga bunga acuan berakhir di 1,25%-1,5% di penutupan tahun dari saat ini 0,25%.
The Fed juga diramal mengumumkan langkah pengurangan neracanya yang hampir mencapai US$ 9 triliun pada Juni.
"Komentar Jerome Powell pekan lalu memperjelas bahwa kepemimpinan The Fed terbuka untuk langkah pengetatan yang lebih agresif," kata kedua ekonom Goldman Sachs tersebut dikutip dari Reuters.
Goldman mengatakan pihaknya juga memperkirakan tiga kenaikan pada 2023 dan bagi The Fed untuk mencapai tingkat bunga di 2,5-2,75% pada 2024.
Sebelumnya pada Januari, Goldman mengatakan pihaknya memperkirakan empat kenaikan tahun ini dan proses pengurangan neraca akan dimulai segera pada Juli.