PT Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi menghentikan layanan kontrak opsi saham (KOS) pada mekanisme perdagangan Jakarta Option Trading System (JOTS) mulai hari ini, Senin (31/1). Hal ini dilakukan untuk mengoptimalisasi layanan KOS.
Kontrak Opsi Saham atau KOS merupakan salah satu produk turunan di pasar modal yang dapat dimanfaatkan investor untuk mengelola portofolio. KOS juga dapat didefinikasikan sebagai efek yang memuat hak untuk membeli (call option) atau hak untuk menjual (put option) atas suatu underlying stock pada harga dan waktu tertentu.
Adapun underlying stock tersebut bisa dalam bentuk saham perusahaan tercatat, yang menjadi dasar perdagangan seri KOS. Transaksi dilakukan dalam jumlah dan harga yang telah ditentukan sebelumnya.
"BEI bermaksud untuk melakukan optimalisasi layanan perdagangan KOS," kata Sekretaris Perusahaan BEI Yulianto Aji Sadono dalam keterangan resminya, Senin (31/1).
Yulianto mengatakan bahwa, infrastruktur KOS saat ini masih diperuntukkan bagi perdagangan yang menggunakan lantai perdagangan (trading floor). Untuk itu, menurut dia, diperlukan pengembangan sebelum produk KOS ini dapat dimanfaatkan.
Adapun BEI ke depan, menurut Yulianto, akan melakukan inisiasi pengembangan (revitalisasi) produk KOS, baik dari sisi infrastruktur maupun spesifikasi kontrak terbaru yang sesuai dengan praktik umumnya. BEI juga akan berupaya meningkatkan ragam variasi produk investasi yang tersedia di pasar modal Indonesia. Hal ini seiring dengan dukungan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI),
Yulianto menyebut, beberapa produk yang menjadi fokus pengembangan BEI saat ini, yakni Exchange-Traded Fund (ETF), Kontrak Berjangka (IDX30 Futures), serta produk Single Stock Futures dan Structured Warrant yang rencananya akan diluncurkan tahun ini.
"Pada masa mendatang, diharapkan produk investasi yang tersedia dapat semakin bervariasi dan sesuai dengan kebutuhan pasar, sehingga dapat menjadi pilihan bagi para investor dalam berinvestasi di pasar modal Indonesia," kata dia.