Chatib Basri Sebut BI Tak Punya 'Kemewahan' Menaikkan Bunga Tahun Ini

Dokumentasi Bank Indonesia
Ekonom Chatib Basri Chatib menilai BI tidak akan buru-buru menaikkan bunga acuan kenaikan harga-harga di tingkat konsumen diramal belum signifikan terjadi pada tahun ini.
Penulis: Agustiyanti
16/2/2022, 14.56 WIB

Bank Indonesia diperkirakan tetap mempertahankan bunga acuan rendah di level 3,5% sepanjang tahun  ini. Ekonom sekaligus Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia Chatib Basri memperkirakan Bank Sentral baru akan menaikkan suku bunga pada tahun depan. 

Chatib menyebut BI tak memiliki 'kemewahan' untuk menaikkan suku bunga acuan merespons rencana kenaikan bunga The Fed yang diperkirakan mulai dilaksanakan pada Maret 2021. Kondisi ini berbeda pada periode taper tantrum tahun 2013. Saat itu, perekonomian tumbuh kuat di atas 6% sehingga kenaikan suku bunga tak akan terlalu menekan ekonomi. 

"Namun sekarang, pertumbuhannya hanya 3,7% bahkan sebelumnya terkontraksi 2,1%. Jadi saya tidak berpikir BI akan menaikan bunga acuannya  karena akan menghambat pemulihan ekonomi," kata Chatib dalam diskusi side event finance track G20 secara daring, Rabu (16/2).

Selain itu, menurut Chatib, BI tidak akan buru-buru menaikan bunga acuan kenaikan harga-harga di tingkat konsumen diramal belum signifikan terjadi pada tahun ini. Inflasi diperkirakan baru melonjak pada tahun depan.

"Inflasi dari wholesale Price Index (WPI) sudah lebih tinggi dari Consumer Price Index (CPI), artinya bisnis belum pass through efeknya ke konsumsi mungkin mereka baru melakukannya di tahun depan," kata dia.

Dengan risiko tersebut, Chatib memperingatkan tantangan ekonomi tahun depan akan lebih berat. Selain potensi kenaikan inflasi, pemerintah harus mengembalikan defisit APBN di bawah 3%. Masa berlaku kebijakan restrukturisasi kredit oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga berakhir pada Maret 2023.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said