IMF Peringatkan El Salvador soal Risiko Tumpukan Utang Akibat Bitcoin

Katadata
Ilustrasi. El Savador adalah negara pertama yang menjadikan Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
18/2/2022, 09.23 WIB

Dana Moneter Internasional (IMF) kembali memperingatkan El Salvador dampak negatif penggunaan Bitcoin sebagai alat tukar yang sah. IMF menyebut volatilitas Bitcoin mendorong negara tersebut terus menumpuk utang saat akses pembiayaan kini makin sulit.

IMF menyoroti adopsi bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah sepenuhnya didanai oleh uang publik, melalui dana perwalian. Dampak bitcoin terutama terlihat dari sisi kewajiban fiskal kontinjensi.

"Jika harga Bitcoin anjlok, dana perwalian akan cepat habis. Ini menyebabkan El Savador harus terus mengisi dana perwalian melalui sumber daya tambahan atau penerbitan utang untuk menjamin konvertibilitas antara Bitcoin dan dolar AS," kata IMF dalam keterangan tertulisnya dikutip Jumat (18/2).

IMF juga menilai El Salvador pada saat yang sama menghadapi risiko perlambatan pertumbuhan ekonomi mencapai sekitar 2% dalam jangka menengah. Kondisi ini salah satunya dipengaruhi penumpukan utang pemerintah yang didorong oleh ekspansi fiskal besar-besaran. 

Oleh karena itu, IMF menyarankan langkah-langkah untuk memperkuat kondisi ekonomi, meningkatkan kerangka tata kelola, dan upaya meminimalisasi risiko dari Bitcoin. Ini sangat penting untuk memastikan pertumbuhan yang lebih kuat di masa depan sekaligus menjaga stabilitas makroekonomi. 

IMF terus  mengingatkan El Savador bahwa mereka tidak merekomendasikan penggunan Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah karena ada risiko besar, terutama terkait volatilitas harga Bitcoin yang sangat tinggi. Dalam jangka pendek, biaya dan risikonya dinilai lebih besar dibandingkan manfaat yang ditawarkan Bitcoin.

"Dari sisi stabilitas keuangan, bank dan lembaga keuangan lainnya dapat terkena fluktuasi besar-besaran dalam harga aset kripto," kata IMF.

IMF menyarankan perbankan di negara tersebut perlu memperkenalkan aturan kehati-hatian baru, seperti persyaratan modal dan likuiditas untuk sepenuhnya melindungi eksposur Bitcoin atau melarang deposit dalam Bitcoin.

Lembaga ini juga  mengingatkan aset kripto dapat membuka pintu untuk aliran dana gelap, pendanaan terorisme, dan penghindaran pajak lantaran teknologi  kripto memberikan layanan yang bersifat anonim. 

Selain itu, menurut IMF, rumah tangga atau bisnis yang memegang saldo bitcoin dan berinvestasi di aset kripto ini dapat kehilangan kekayaan karena perubahan harga besar-besaran. "Dalam lingkungan digital, kejahatan dunia maya dan pencurian selalu menjadi risiko," tulis IMF.

Lembaga pemeringkat utang Fitch Ratings pekan lalu juga menurunkan peringkat EL Salvador dari B- menjadi CCC yang artinya memiliki margin rendah menyangkut keamanan dan sangat berisiko  gagal bayar. Penurunan peringkat mencerminkan peningkatan risiko pembiayaan karena ketergantungan pada utang jangka pendek hingga defisit fiskal yang tinggi. Utang pemerintah El Salvador diperkirakan membengkak 86,9% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada tahun ini. 

Bukan hanya itu, penurunan peringkat EL Salvador juga mencerminkan bahwa negara di Amerika Tengah ini semakin kesulitan mencari sumber pembiayaan mengingat biaya utang eksternal yang makin mahal. Di sisi lain, akses dari pembiayaan lembaga multilateral tampaknya juga makin tidak pasti. Ketidakpastian juga masih tinggi soal kapasitas pemerintah menerbitkan instrumen baru obligasi didukung Bitcoin.

"Adopsi bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah telah menambah ketidakpastian tentang potensi program IMF yang akan membuka pembiayaan untuk 2022-2023," kata Fitch Ratings.

Reporter: Abdul Azis Said