Rupiah Melemah Rp 14.334/US$ Tertekan Memanasnya Konflik Rusia-Ukraina

ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Ilustrasi. Rupiah melemah di tengah menguatnya mayoritas mata uang Asia lainnya.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
21/2/2022, 09.38 WIB

Nilai tukar rupiah dibuka melemah 7 poin ke level Rp 14.334 per dolar AS di pasar spot pagi ini. Rupiah melemah dipengaruhi konflik di Rusia dan Ukraina yang terus memburuk.

Mengutip Bloomberg, rupiah bergerak menguat dari posisi pembukaan ke Rp 14.332 pada pukul 09.30 WIB, tetapi masih melemah dibandingkan penutupan kemarin di Rp 14.327 per dolar AS.

Mayoritas mata uang Asia lainnya bergerak menguat. Yen Jepang menguat 0,03% bersama dolar Singapura 0,16%, dolar Taiwan dan bath Thailand 0,01%, won Korea Selatan 0,08%, rupee India 0,06% dan yuan Cina 0,03%. Sebaliknya, dolar Hong Kong melemah 0,01% bersama peso Filipina 0,05%, sedangkan ringgit Malaysia stagnan.

Analis pasar uang Ariston Tjendra memperkirakan rupiah akan melemah ke rentang Rp 14.280-14.350 per dolar AS di perdagangan hari ini. Pergerakan rupiah masih dibayangi memanasnya hubungan Rusia-Ukraina.

"Kekhawatiran pasar akan potensi terjadinya perang besar yang bisa merontokkan pertumbuhan perekonomian global mendorong pelaku pasar keluar dari aset berisiko pagi ini dan masuk ke aset aman seperti dolar AS dan emas," kata Ariston kepada Katadata.co.id, Senin (21/2).

Rusia awal pekan lalu telah mengumumkan penarikan pasukan dari distrik di dekat perbatasan dengan Ukraina. Kendati demikian, Amerika dan sekutunya yang tergabung dalam NATO sebagai pendukung Ukraina, mengklaim Rusia tidak benar-benar menarik pasukannya.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan Inggris dan Amerika Serikat berencana memutus akses perusahaan-perusahaan Rusia terhadap dolar AS dan poundsterling jika Rusia benar-benar menginvasi Ukraina. Ini menjadi ancaman lebih lanjut setelah Inggris sebelumnya juga memperingatkan akan memblokir perusahaan-perusahaan Rusia yang akan meningkatkan modalnya di London.

Meningkatnya ketegangan di dua negara bekas Uni Soviet itu turut mendorong kenaikan harga logam mulia. Mengutip laman logammulia.com, harga emas ANTAM pada perdagangan pagi ini naik ke Rp 972 ribu per Kg, kenaikan Rp 19.000 dari perdagangan awal pekan lalu. Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi memperkirakan harga emas global bisa melonjak ke US$ 2.000 per ons troi jika konflik terus berlanjut.

Ariston mengatakan, pasar masih akan terus memantau perkembangan konflik Rusia dan Ukraina sepanjang minggu ini. Rupiah berpeluang menguat jika ada tanda-tanda konflik akan mereda.

"Usaha-usaha diplomasi untuk meredakan konflik bisa mendorong pelaku pasar masuk kembali ke aset berisiko," kata dia.

Sementara dari dalam negeri, pergerakan rupiah masih dipengaruhi oleh kondisi pandemi. "Mulai menurunnya kasus penularan Covid-19 bisa meningkatkan keyakinan pasar terhadap rupiah," kata Ariston.

Tren penurunan kasus harian Covid-19 di Indonesia terus berlanjut. Pada hari Minggu (20/2), pemerintah melaporkan tambahan kasus Covid-19 sebanyak 48.484, lebih rendah 18,4% dibandingkan penambahan kasus pada hari sebelumnya. Angka tersebut juga menjadi yang terendah sejak awal pekan lalu. Dari 34 provinsi, hanya dua provinsi yang melaporkan adanya kenaikan kasus kemarin, yakni Kalimantan Barat dan Sulawesi Utara.

Reporter: Abdul Azis Said