Sri Mulyani Ungkap Dampak Pengetatan Moneter Amerika ke Indonesia

smindrawati/instagram
Sri Mulyani saat melantik pejabat di lingkungan Kementerian Keuangan, Jumat (31/12/2021).
Penulis: Abdul Azis Said
24/2/2022, 08.28 WIB

Pengetatan moneter oleh bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve atau The Fed diperkirakan memengaruhi ekonomi Indonesia. Namun, Menteri Keuangan Sri Mulyani memastikan guncangannya tidak akan sesignifikan 2013.

The Fed melakukan tapering off atau pengurangan nilai program pembelian obligasi dan surat berharga alias quantitative easing (QE) pada November 2021. Pembelian aset direncanakan berakhir bulan depan.

Pasar pun mengantisipasi kemungkinkan kenaikan suku bunga acuan pertama saat pertemuan pembuat kebijakan The Fed bulan depan.

Seiring dengan kenaikan inflasi di AS yang menyentuh rekor tertinggi dalam 40 tahun, The Fed diperkirakan menaikkan suku bunga acuan lima sampai tujuh kali tahun ini.

Sri Mulyani memperkirakan, secara umum efek pengetatan moneter The Fed kali ini tidak sesignifikan kejadian serupa delapan tahun lalu. Alasannya, kondisi ekonomi Indonesia dinilai lebih kuat.

Selain itu, The Fed sudah menyampaikan rencana tersebut dengan baik.

"Memang ada negara-negara yang tetap rentan. Indonesia inshaAllah akan jauh lebih baik," kata Sri Mulyani dalam video yang diunggah di YouTube Kementerian Keuangan, dikutip Selasa (24/2).

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said