The Fed Agresif Kerek Bunga, Rupiah Dibuka Melemah Rp14.352/US$

Unsplash/Mufid Majnun
Rupiah
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Lavinda
22/3/2022, 09.56 WIB

Nilai tukar rupiah dibuka melemah 15 poin ke level Rp 14.352 per dolar AS di pasar spot Selasa (22/3) pagi ini. Pelemahan rupiah terimbas sinyal bank sentral Amerika Serikat yang berpeluang menaikkan bunga acuannya lebih agresif untuk memerangi inflasi.

Mengutip Bloomberg, rupiah melanjutkan pelemahan ke Rp 14.353 pada pukul 09.15 WIB. Ini semakin jauh dari posisi penutupan kemarin di Rp 14.3377 per dolar AS.

Mata uang Asia lainnya kompak melemah pagi ini. Yen Jepang melemah 0,36%, dolar Hong Kong 0,03%, dolar Singapura 0,1%, dolar Taiwan 0,31%, won Korea Selatan 0,47%, peso Filipina 0,09%, yuan Cina 0,15%, ringgit Malaysia 0,24% serta rupee India dan bath Thailand yang melemah 0,42%.  

Analis pasar uang Ariston Tjendra memperkirakan rupiah akan melemah ke arah Rp 14.360-Rp 14.380 , dengan potensi support di kisaran Rp 14.300 per dolar AS. Pelemahan rupiah masih terimbas sentimen pengetatan moneter bank sentral Amerika Serikat, The Fed.

"Nilai tukar rupiah kemungkinan melemah karena pernyataan Gubernur The Fed semalam yang memberikan indikasi bahwa The Fed akan agresif memerangi inflasi," kata Ariston, Selasa (22/3).

Gubernur The Fed Jerome Powell menyebut pihaknya siap mengambil langkah kebijakan yang lebih agresif jika memang diperlukan. Langkah ini tidak menutup kemungkinan adanya kenaikan bunga acuan lebih dari 25 bps pada pertemuan Mei. 

Seperti diketahui, The Fed sudah mengumumkan kenaikan bunga acuan pertama pada pertemuan pekan lalu dan diperkirakan masih akan ada enam kenaikan lagi sampai akhir tahun.

Selain tertekan sentimen pengetatan moneter The Fed, pelemahan rupiah hari ini juga masih dipengaruhi sentimen perang Rusia dan Ukraina.  Uni Eropa sedang mempertimbangkan untuk mengikuti langkah Amerika Serikat melarang impor minyak mentah dari Rusia.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said