Rupiah Diramal Melemah Rp14.380/US$, Masih Tertekan Harga Minyak Dunia

Adi Maulana Ibrahim |Katadata
Nilai tukar rupiah dan dolar
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Lavinda
25/3/2022, 10.28 WIB

Nilai tukar rupiah dibuka melemah 5 poin ke level Rp 14.347 per dolar AS di pasar spot Jumat (25/3) pagi ini. Namun, rupiah diramal akan berbalik melemah dengan masih tingginya harga minyak dunia yang kemudian mendorong ekspektasi kenaikan inflasi global.

Mengutip Bloomberg, rupiah melanjutkan penguatan ke arah Rp 14.341 pada pukul 09.15 WIB. Ini semakin jauh dari posisi penutupan kemarin di Rp 14.352 per dolar AS.

Mayoritas mata uang Asia lainnya menguat pagi ini. Yen Jepang terapresiasi 0,43% disusul peso Filipina 0,2%, bath Thailand 0,14%, ringgit Malaysia dan yuan Cina kompak menguat 0,13%, won Korea Selatan 0,1% dan dolar Singapura 0,07%. Sebaliknya, rupee India melemah 0,09% bersama dolar Taiwan 0,04%, sedangkan dolar Hong Kong stagnan.

Analis pasar uang Ariston Tjendra memperkirakan rupiah masih akan tertekan di kisaran Rp 14.380 dengan potensi penguatan di level Rp 14.330 per dolar AS. Pelemahan rupiah dipengaruhi kenaikan harga energi yang diperkirakan masih akan berlanjut.

"Harga minyak mentah sperti Brent dan WTI terkoreksi kemarin tapi masih di atas kisaran US$ 100 per barel dan masih berpeluang naik," kata Ariston, Jumat (25/3).

Harga minyak mentah WTI terkoreksi 0,53% pada perdagangan pagi ini menjadi US$ 111,8 per barel, begitu juga koreksi pada minyak Brent sebesar 0,32% menjadi US$ 118,7 per barel.

Kondisi perang yang masih berlarut masih bisa memicu kenaikan lebih lanjut pada harga komoditas seperti harga energi dan pangan. Kenaikan harga ini memicu lonjakan inflasi global.

Meski demikian, ada kabar positif dari dalam negeri. Pelonggaran kebijakan terkait pandemi yang dikeluarkan pemerintah bisa menahan pelemahan rupiah.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said