Airlangga Pastikan Ekonomi RI Tahan Banting Digempur Efek Perang

Humas Setkab/Rahmat
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto melihat, perang Rusia dan Ukraina memicu kenaikan harga komoditas yang kemudian mengerek inflasi.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
7/4/2022, 10.51 WIB

Pemerintah memastikan ketahanan eksternal Indonesia masih cukup kuat untuk merespons gejolak yang muncul dari pengetatan pasar keuangan usai kenaikan bunga global. Hal ini salah satunya ditopang oleh kinerja neraca dagang yang masih akan mencetak surplus jumbo.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, ketegangan akibat perang Rusia dan Ukraina memicu kenaikan harga komoditas yang kemudian mengerek inflasi. Tekanan harga ini memaksa banyak bank sentral dunia memperketat kebijakan moneternya yang kemudian memunculkan ketidakpastian di pasar keuangan global.

"Sektor eksternal Indonesia diperkirakan tetap resilience pada 2022. Neraca perdagangan masih melanjutkan tren surplus selama 22 bulan berturut-turut. Surplus tersebut kembali meningkat setelah mengalami penyempitan dalam tiga bulan terakhir," Airlangga dalam webinar Indonesia Data dan Economic Conference (IDE) 2022 yang digelar oleh Katadata.co.id, Kamis (7/4)

Badan Pusat Statistik mencatat neraca perdagangan Indonesia surplus US$ 3,83 miliar pada Februari 2022. Surplus ini berbalik menguat setelah tiga bulan sebelumnya terus turun dan sempat hanya menyentuh US$ 960 juta di awal tahun ini. Kinerja tersebut ditopang oleh ekspor yang berhasil tumbuh 34,14% secara tahunan atau year on year, lebih tinggi dari pertumbuhan impor sebesar 25,43%.

Peningkatan pada surplus neraca dagang ini tidak lepas dari pengaruh konflik di Ukraina yang mengerek kenaikan harga komoditas, termasuk beberapa komoditas unggulan Indonesia seperti batu bara, CPO dan nikel. Tren ini yang menurut Airlangga masih akan menjadi penopang optimisme terhadap kinerja neraca perdagangan Indonesia tahun ini.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said