APBN Catat Defisit Rp 5,8 Triliun pada Kuartal I 2022

ANTARA FOTO/Reno Esnir/rwa.
Ilustrasi. Defisit APBN pada Maret 2022 disebabkan realisasi belanja negara yang lebih besar dibandingkan pendapatan negara, sekalipun kinerja pendapatan membaik.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
12/4/2022, 13.23 WIB

Kementerian Keuangan mencatat defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga kuartal pertama tahun ini mencapai Rp 5,81 triliun atau 0,67% dari target. Kondisi ini berbalik dibandingkan akhir Februari 2022 yang masih mencatatkan surplus anggaran.

"Pada tahun 2022, APBN tetap ekspansif untuk mengantisipasi Covid-19 sehingga harus dapat dimanfaatkan secara optimal untuk mendukung pemulihan Ekonomi," kata Direktur Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Kemenkeu Hadiyanto dalam Rakornas Pelaksanaan Anggaran 2022, Selasa (12/4).

Realisasi defisit ini terutama disumbang oleh realisasi pada bulan lalu. Dalam laporan realisasi hingga Februari 2022, APBN masih berhasil mencatat surplus Rp 19,7 triliun.

Defisit disebabkan realisasi belanja negara yang lebih besar dibandingkan pendapatan negara, sekalipun kinerja pendapatan membaik. Pendapatan negara sudah mencapai Rp 484,83 triliun atau 26,2% dari target tahun ini, tumbuh 30% dibandingkan kuartal I 2021.

Pendapatan negara disumbangkan oleh penerimaan perpajakan yang mencapai Rp 385,63 triliun dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp 99,09 triliun.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said