Rupiah Menguat Rp 14.354/US$ Jelang Penentuan Suku Bunga BI

Adi Maulana Ibrahim |Katadata
Ilustrasi. Rupiah menguat di tengah melemahnya mayoritas mata uang Asia terhadap dolar AS.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
19/4/2022, 09.39 WIB

Nilai tukar rupiah dibuka menguat tipis dua poin ke level Rp 14.354 per dolar AS di pasar spot pagi ini. Rupiah menguat jelang pengumuman hasil pertemuan Bank Indonesia (BI) hari ini yang diramal masih akan mempertahankan suku bunga rendah.

Mengutip Bloomberg, rupiah masih bertahan di level Rp 14.354 per dolar AS pada pukul 09.30 WIB. Mayoritas mata uang Asia lainnya melemah terhadap dolar AS pagi ini. Yen Jepang melemah 0,47% disusul peso Filipina dan baht Thailand yang kompak terdepresiasi 0,18%, dolar Singapura 0,13%, rupee India 0,11%, yuan Cina 0,07%, won Korea Selatan dan ringgit malaysia 0,06% dan dolar Hong Kong 0,01%. Sebaliknya, dolar Taiwan menguat 0,04%.

Analis DCFX Lukman Leong memperkirakan, rupiah akan sedikit menguat menjelang pertemuan kebijakan Bank Indonesia (BI) hari ini dan bergerak di rentang Rp 14.300- Rp 14.400 per dolar AS. "Sentimen masih positif untuk rupiah setelah rilis data perdagangan yang menunjukkan surplus lebih tinggi dari perkiraan," kata Lukman kepada Katadata.co.id, Selasa (19/4).

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan surplus neraca dagang bulan lalu mencapai US$ 4,53 miliar, lebih tinggi dari bulan sebelumnya US$ 3,83 miliar.

Selain itu, penguatan rupiah juga dipengaruhi indeks dolar AS dan yield US treasury yang cenderung terkoreksi. Hal ini karena antisipasi pasar di AS terhadap laporan pendapatan kuartalan korporasi.

Sebaliknya, analis pasar uang Ariston Tjendra melihat rupiah akan tertekan hari ini karena kembali menguatnya sentimen kenaikan bunga The Fed. Rupiah akan melemah Rp 14.370 per dolar AS dan potensi penguatan di Rp 14.340 per dolar AS.

Sentimen kenaikan bunga The Fed kembali meningkat usai komentar pejabat The Fed James Bullard yang menyebut ada peluang kenaikan suku bunga lebih dari 50 bps. Ia mendorong bank sentral menaikkan bunga lebih cepat dan berada di level 3,5% pada akhir tahun ini.

"Kalau ini terjadi, skenario tersebut akan lebih agresif dibandingkan perkiraan pasar saat ini yang memperkirakan di akhir tahun mungkin menjadi 2,00-2,25%" kata Ariston.

Dari dalam negeri, pasar menantikan pertemuan BI yang dijadwalkan pukul 14.00 WIB. BI diperkirakan masih menahan suku bunga rendah dan bisa saja kembali mempertegas pernyataannya soal kesiapsediaannya mengetatkan kebijakan moneter bila tekanan inflasi berlanjut. BI juga diperkirakan kembali menyuarakan optimismenya terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia 

"Sikap BI ini bisa menetralisasi dampak negatif ekspektasi kenaikan suku bunga acuan AS yang agresif terhadap nilai tukar rupiah," ujarnya.



Reporter: Abdul Azis Said