Kementerian Keuangan melaporkan realisasi subsidi nonenergi pada kuartal I 2022 mencapai Rp 5,99 triliun, naik hingga 1.037% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kenaikan ini terutama terjadi karena subsidi untuk bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan pupuk.
Subsidi non-energi tersebut setara 8,22% dari pagu dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Realisasinya terdiri dari realisasi subsidi bunga KUR sebesar Rp 4,42 triliun dan subsidi pupuk sebesar Rp 1,58 triliun.
"Hal ini antara lain didorong oleh pertumbuhan realisasi subsidi kredit program yang sangat signifikan dari periode Januari-Maret tahun lalu yang hanya sebesar Rp 381,84 miliar atau tumbuh sebesar 1.056,38%," kata Kemenkeu dalam laporannya dikutip Senin (25/4).
Subsidi pupuk juga menjadi pemicu lonjakan nilai subsidi nonenergi awal tahun ini. Kemenkeu sudah menggelontorkan anggaran Rp 1,58 triliun untuk subsidi pupuk pada kuartal I 2022, dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu yang belum terdapat realisasi.
Jenis subsidi nonenergi lainnya masih belum terdapat realisasi disebabkan oleh proses administrasi dan verifikasi dalam penyaluran subsidi. Sementara pada kuartal I ini, pemerintah telah memberikan bantuan uang muka perumahan untuk penjualan 25,8 ribu rumah, naik signifikan dari tahun lalu yang hanya 1,7 ribu unit rumah.
Bukan hanya untuk pupuk dan KUR, kenaikan juga terjadi pada subsidi yang diberikan untuk BBM, LPG, dan listrik yang tergolong subsidi energi. Realisasinya sudah mencapai Rp 32,52 triliun pada kuartal I kemarin, naik 55,91% dibandingkan tahun lalu Rp 20,86 triliun.
"Realisasi belanja subsidi energi mencapai 24,26% dari pagu APBN 2022 yang utamanya bersumber dari subsidi BBM dan subsidi LPG Tabung 3 kg yang mencapai Rp 24,9 triliun," kata Kemenkeu.
Realisasi subsidi BBM mencapai Rp 3,2 triliun sepanjang kuarta pertama ini, naik dari tahun lalu Rp 1,3 triliun. Realisasi subsidi LPG 3 kg naik dari tahun lalu RP 10,2 triliun menjadi Rp 21,6 triliun.
"Peningkatan realisasi subsidi BBM dan subsidi LPG Tabung 3 kg utamanya dipengaruhi kenaikan ICP yang rata-rata naik sebesar 66,7% yoy selama periode Januari-Maret 2022 dan kenaikan volume LPG sebesar 4,24% selama Januari-Februari 2022,"
Sementara itu, realisasi subsidi listrik mencapai Rp 7,62 triliun atau 13,5% dari pagu. Dibandingkan tahun sebelumnya, realisasi subsidi listrik turun 18,78%. Hal ini tidak lepas dari volume konsumsi listrik subsidi yang memang turun dari 11,6 TwH tahun lalu menjadi 9,8 TwH.
Dengan lonjakan pada realisasi subsidi non-energi dan subsidi energi tersebut, realisasi belanja subsidi dalam APBN tahun ini sudah mencapai Rp 38,51 triliun pada kuartal I. Nilainya naik 80,1% dibandingkan tahun lalu, tetapi memang realisasinya masih 18,6% dari pagu.