Bank Indonesia (BI) memperkirakan, Indeks Harga Konsumen (IHK) kembali mencatat inflasi pada Mei sebesar 0,48% secara bulanan, lebih rendah dibandingkan bulan lalu 0,95%. Daging ayam ras dan angkutan udara diperkirakan mengalami inflasi paling tinggi.
Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan, survei BI memperkirakan inflasi secara tahun kalender bulan ini sebesar 2,65%. Inflasi tahunan diperkirakan 3,64% yoy atau lebih tinggi dari bulan sebelumnya 3,47%.
"Berdasarkan survei pemantauan harga pada minggu kedua Mei 2022, perkembangan harga pada Minggu kedua bulan ini tetap terkendali dan diperkirakan inflasi 0,48% mtm," kata Erwin dalam keterangan tertulisnya, Jumat (13/5).
Komoditas yang akan menjadi penyumbang inflasi bulan ini adalah daging ayam ras dan angkutan udara dengan inflasi masing-masing 0,08%. Telur ayam ras dan angkutan antar kota masing-masing sebesar 0,04%, daging sapi 0,02%, serta udang basah, kelapa, jeruk, sawi hijau, kangkung, tempe, tahu mentah, air minum kemasan masing-masing sebesar 0,01%.
Sementara itu, komoditas yang mengalami deflasi pada periode minggu ini adalah minyak goreng dan cabai rawit, masing-masing minus 0,01%.
Berdasarkan Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok Kementerian Perdagangan (SP2KP), sejumlah komoditas pangan terpantau mengalami kenaikan harga dalam sebulan terakhir. Harga bawang merah naik 14,6% menjadi Rp 39.300 per kg pada hari ini. Harga daging ayam ras naik 4,3% menjadi Rp 39.200 per kg, telur ayam ras 5,4% menjadi Rp 27.400 per Kg dan daging sapi paha belakang 3,4% menjadi Rp 136.900 per Kg.
Sebaliknya, komoditas yang mengalami penurunan terutama pada jenis cabai. Cabai rawit merah turun 14,5% menjadi Rp 45.900 per kg, cabai merah keriting 13,6% menjadi Rp 39.500 per kg dan cabai merah besar 12,7% menjadi Rp 40.500 per kg. Komoditas lainnya, yakni minyak goreng curah turun 5% menjadi Rp 17.300 per liter.
Inflasi menanjak dalam beberapa bulan terakhir. Pada laporan bulan April, inflasi terpantau menyentuh 0,95% secara bulanan, tertinggi sejak Januari 2017. Secara tahunan, inflasi 3,47% merupakan rekor tertinggi sejak Agustus 2019.
Berdasarkan komponennya, inflasi harga bergejolak memberi andil 0,39%, terutama karena minyak goreng, daging ayam ras dan telur ayam ras. Komponen harga diatur pemerintah memberi andil 0,31%, terutama karena kenaikan harga bensin dan tarif angkutan udara. Komponen inti memberi andil 0,24% karena kenaikan harga ikan segar, kue kering dan mobil.