Kenaikan Harga Mulai Reda, Ekonom Ramal Inflasi Mei di Bawah 0,5%

ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/foc.
BI dalam survei pemantauan harga pekan keempat Mei menunjukkan inflasi bulan lalu diperkirakan mencapai 0,35% secara bulanan dan 3,5% secara tahunan.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
2/6/2022, 08.27 WIB

Sejumlah ekonom memperkirakan inflasi pada Mei akan mereda di kisaran 0,4% secara bulanan, lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang nyaris menyentuh 1%. Meski demikian, inflasi secara tahunan akan lebih tinggi yakni mencapai  3,47%.

Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual memperkirakan, inflasi secara bulanan di level 0,42% sedangkan inflasi tahunan di 3,58%. Inflasi pada bulan lalu masih dipengaruhi kenaikan harga pangan. Sementara itu, pemulihan ekonomi yang masih berlanjut mendorong peningkatan permintaan.

Kondisi tersebut, menurut David, menyebabkan inflasi komponen inti menguat ke 2,78% secara tahunan, lebih tinggi dari bulan April 2,60%.

"Namun sebenarnya inflasi sudah mereda dari pengaruh musiman Ramadan dan lebaran," kata David kepada Katadata.co.id, Rabu (1/6).

Senada dengan dengan David, Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan inflasi Mei secara bulanan lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang berada di level 0,41%. Sementara secara tahunan, ia memperkirakan inflasi Mei mencapai 3,56%.

Menurutnya, seluruh komponen inflasi cenderung landai pada bulan Mei dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

"Inflasi harga bergejolak diperkirakan akan menjadi pendorong inflasi umum mengingat harga dari beberapa komoditas pangan cenderung meningkat seperti daging ayam, telur ayam, daging sapi, bawang merah dan gula pada perayaan Idul Fitri," kata dia.

Dari komponen harga diatur pemerintah, dampak kenaikan harga Pertamax akan mulai mengalami normalisasi. Sementara oti, kenaikan tarif transportasi udara masih berkontribusi pada inflasi kelompok ini.

Laju inflasi inti secara bulanan juga cenderung melandai mempertimbangkan penurunan harga emas. Di sisi lain, konsumsi domestik yang kuat pada perayaan Idul Fitri masih berkontribusi pada inflasi inti bulan Mei. Inflasi inti pada Mei diperkirakan berkisar 2,61% dibandingkan tahun lalu.

Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memperkirakan efek libur lebaran akan memengaruhi inflasi Mei, meski masih akan lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya. Inflasi Mei secara bulanan diperkirakan sebesar 0,43%, tetapi inflasi tahunan akan lebih tinggi yakni 3,59%.

"Hal ini terutama didorong oleh faktor musiman libur lebaran yang meningkatkan harga makanan, transportasi, restoran, dan rekreasi," ujarnya, Senin (30/5).

Inflasi komponen inti diperkirakan relatif tidak berubah di 2,59% secara tahunan. Hal ini dipengaruhi meningkatnya mobilitas publik dan kenaikan secara keseluruhan pada permintaan.

BI dalam survei pemantauan harga pekan keempat Mei menunjukkan inflasi bulan lalu diperkirakan mencapai 0,35% secara bulanan dan 3,5% secara tahunan. Inflasi bulan Mei dipengaruhi kenaikan harga pangan seperti bawang merah, tarif angkutan udara, dan telur ayam ras.

Reporter: Abdul Azis Said