Indonesia akan kembali menghadapi pemilihan umum pada 2024. Ekonom dari DBS Bank, Taimur Baig, menjelaskan siklus politik seperti ajang pemilu tersebut tidak terlalu mempengaruhi arah ekonomi Indonesia. Indonesia mampu menunjukkannya ketika ada pemilihan presiden atau transisi pemerintahan selama 20 tahun terakhir .
“Tanda demokrasi yang matang adalah ketika siklus politik tidak begitu mempengaruhi siklus ekonomi,” jelas Baig dalam wawancara dengan Katadata di kantor DBS, Jakarta, pada Selasa (31/5) lalu.
Menurut Baig, kondisi berbeda terjadi di Amerika Serikat yang juga memiliki pemilu dalam siklus politiknya. Baig mengatakan dua partai yang bersaing di pemilu Amerika juga merepresentasikan ideologi ekonomi yang bertolak belakang.
Ketika salah satu partai berhasil berkuasa setelah pemilu, mereka bisa saja membatalkan hal yang telah dilakukan oleh kelompok pesaingnya di periode sebelumnya. “Bercampurnya siklus politik dan ekonomi seperti itu memicu ketidakpastian untuk investor dan masa depan ekonomi,” kata Baig.
Hal serupa juga pernah dikatakan oleh Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya, menjelang pemilu 2019 lalu. Ia menyebut tidak ada korelasi antara peristiwa politik dan performa ekonomi di Indonesia. Hal ini juga berlaku untuk pertambahan jumlah investor yang tidak akan tumbuh signifikan.
“Hanya ada dua variabel yang akan mempengaruhi kinerja ekonomi, yakni konflik dalam skala nasional dan perubahan struktur ekonomi,” ujar Yunarto dalam Indonesia Investment Conference & Exhibition 2018.
Selain isu domestik, Indonesia juga menghadapi perubahan ekonomi global. Kondisi perekonomian dunia saat ini sedang tertekan akibat beberapa hal, antara lain dampak perang akibat invasi Rusia ke Ukraina, perubahan kebijakan ekonomi Amerika, dan pelambatan ekonomi di Cina. Meski demikian, Baig menilai ekonomi Indonesia memiliki prospek yang menjanjikan.
Baig mengatakan perekonomian domestik Indonesia sudah berkembang setelah didera pandemi Covid-19. Selain itu, defisit fiskal dan rasio utang terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) juga rendah Indonesia dinilai lebih kuat menghadapi goncangan ekonomi global.
Wawancara lengkap dengan Taimur Baig bisa dibaca di sini.