Sri Mulyani Waspadai Inflasi Ganggu Pertumbuhan Ekonomi Tahun Ini

ANTARA FOTO/Reno Esnir/YU
Ilustrasi. Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut tekanan inflasi dapat menggerus sumber utama pertumbuhan ekonomi indonesia, yakni konsumsi rumah tangga.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
1/7/2022, 16.13 WIB

Kementerian Keuangan memperkirakan, pertumbuhan ekonomi pada tahun ini mencapai 4,9% hingga 5,4% atau lebih tinggi dari tahun lalu 3,7%. Meski demikian, Menteri Keuangan Sri Mulyani mewaspadai tekanan inflasi dan kenaikan suku bunga yang dapat mengganggu dua mesin utama pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini.

"Kami prediksikan untuk pertumbuhan tahun ini masih di rentang 4,9% hingga 5,4%. Tentu ini didukung konsumsi masyarakat yang akan terus pulih," kata Sri Mulyani dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, Jumat (1/7).

Pemulihan yang berlanjut ini didukung oleh mobilitas masyarakat yang terus pulih dan membaik. Pemulihan domestik juga terlihat dari impor untuk bahan baku dan barang modal yang melonjak masing-masing 33,9% dan 29,2%. Membaiknya impor mengindikasikan bahwa kegiatan di sektor-sektor ekonomi, terutama manufaktur akan terus membaik. 

Indikasi pemulihan ekonomi juga terlihat dari konsumsi listrik untuk bisnis dan industri yang melonjak 16,4%. Sementara dari sisi konsumsi, berbagai indikator menunjukkan pemulihan yang konsumsi yang makin kuat.

Meski demikian, Sri Mulyani menyebut tekanan inflasi dapat menggerus sumber utama pertumbuhan ekonomi indonesia, yakni konsumsi rumah tangga. Laporan terbaru, inflasi hingga Juni melonjak ke 4,35% atau di atas target bank sentral. Pemerintah memperkirakan inflasi tahun ini berada di rentang 3,5%-4,5% atau di atas target pemerintah di 3%.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said