BI Bukan Satu-satunya Bank Sentral ASEAN yang Belum Naikkan Suku Bunga

Agung Samosir|KATADATA
Ilustrasi. Pasar tengah mencermati arah kebijakan suku bunga kebijakan BI yang akan diumumkan siang ini.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
21/7/2022, 12.50 WIB

Bank Indonesia bukan satu-satunya bank sentral di kawasan Asia Tenggara yang belum mengerek bunga acuannya sekalipun inflasi mulai naik. Bank sentral Thailand juga masih mempertahankan suku bunga rendah untuk mendukung pemulihan ekonomi.

Pasar tengah mencermati arah kebijakan suku bunga kebijakan BI yang akan diumumkan siang ini. Ada beda pendapat soal perkiraan langkah BI siang ini, sebagian memperkirakan bunga acuan mulai dinaikkan 25 bps dan sebagian ekonom juga melihat BI masih akan menahan suku bunganya di level 3,5%. BI belum merubah suku bunga kebijakannya di level tersebut selama lebih dari setahun terakhir.

Ekonom melihat tekanan inflasi yang menanjak, pelemahan nilai tukar, dan kenaikan bunga The Fed yang agresif akan menjadi pertimbangan BI mengerek bunganya hari ini. Sebaliknya, mereka  yang memperkirakan BI masih akan menahan bunga acuan dengan pertimbangan bahwa inflasi inti masih dibawah titik tengah target inflasi tahun ini di 3%. Selain itu, bank sentral juga dinilai masih memiliki ruang untuk tidak buru-buru memperketat suku bunga.

BI dalam keterangan sebelum-sebelumnya berulang kali menegaskan kenaikan bunga memperhatikan inflasi secara fundamental yakni inflasi inti, serta kondisi ekspektasi inflasi. Jika melihat data terakhir, inflasi inti secara tahunan memang naik, tetapi secara bulanan turun menjadi 0,19%.

Namun, BI bukan satu-satunya bank sentral di kawasan yang belum mengerek bunga acuannya sekalipun tanda-tanda kenaikan inflasi mulai terasa. Bank sentral Thailand (BoT) masih mempertahankan suku bunganya rendah sejak pandemi di level 0,5% selama 16 pertemuan beruntun.

Namun, pasar kini mulai melihat kemungkinan BoT mengerek bunga acuannya pada pertemuan bulan depan. Hal ini seiring tekanan inflasi secara tahunan yang telah mencapai rekor tertinggi nya dalam 14 tahun terakhir.

Di sisi lain, sebagian besar bank sentral di ASEAN sudah mengerek bunga acuan untuk memerangi inflasi. Di Malaysia, suku bunga sudah dinaikkan dalam dua pertemuan beruntun. Bank Negara Malaysia (BNM) menaikkan suku bunga overnight 25 bps menjadi 2,25% pada Juni, besaran yang sama dengan kenaikan Mei.

Inflasi di Malaysia telah meningkat menyentuh level 2,8% secara tahunan, rekor tertinggi dalam lima tahun. Inflasi inti, yang tidak menghitung lonjakan harga pangan dan energi juga mencapai rekor lima tahunnya ke level 2,4% secara tahunan.

"Di tengah prospek pertumbuhan positif ekonomi Malaysia, kami memutuskan untuk lebih penyesuaian tingkat akomodasi moneter. Ini konsisten dengan pandangan bahwa kondisi yang belum terjadi sebelumnya mengharuskan suku bunga overnight rendah secara historis mulai dikurangi," kata BNM dikutip dari The Star pada awal bulan ini.

Bank sentral Filipina (BSP) bahkan telah mengambil langkah lebih agresif dengan kenaikan tiga bulan beruntun. Pertemuan terakhir pada 14 Juli, BSP menaikan suku bunga acuannya 75 bps menjadi 3,25%. 

Bank sentral memperingatkan kemungkinan masih berlanjutnya kenaikan bunga agresif di tengah tekanan  inflasi yang masih tinggi. Inflasi Filipina menyentuh 6,1% secara tahunan pada Juni, tertinggi dalam hampir empat tahun. Level ini juga menandai realisasi inflasi di atas target bank sentral 4% selama tiga bulan beruntun.

Bank sentral Singapura (MAS) merupakan bank sentral pertama di kawasan yang memperketat moneternya. MAS melakukan penyesuaian kebijakan moneternya melalui pengaturan nilai tukar, bukan suku bunga. Terbaru, dalam pertemuannya bulan ini, MAS melakukan pengetatan moneter yang keempat kalinya dalam sembilan bulan terakhir.

Singapura juga menjadi salah satu negara di kawasan yang berjuang melawan inflasi. Kenaikan harga-harga di negara singa itu sudah mencapai rekor tertingginya sejak 2011 pada bulan Mei. Inflasi inti Singapura menyentuh 3,6%, rekor tertinggi sejak 2008. 

Reporter: Abdul Azis Said