Pejabat bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (The Fed), menyuarakan tekad bulat mereka untuk mengendalikan inflasi yang masih tinggi dengan kemungkinan kenaikan suku bunga lagi sebesar 50 basis poin (bps) bulan depan.
“Gagasan kenaikan 50 bps akan menjadi hal yang masuk akal untuk dilakukan pada bulan September,” kata Presiden Fed San Francisco Mary Daly dalam sebuah wawancara dengan Reuters, dikutip Kamis (4/8).
Namun, lanjut Daly, jika inflasi tetap tinggi dan pasar tenaga kerja tidak menunjukkan perlambatan, dia menilai peningkatan suku bunga sebesar 75 bps lebih tepat. “Tapi saya yakin 50 bps sudah tepat setelah melihat data yang ada,” ujarnya menambahkan.
Apakah The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 75 bps untuk ketiga kalinya secara berturut-turut tahun ini pada rapat kebijakan pada 20-21 September mendatang, atau menurunkannya sedikit menjadi fokus para investor, pebisnis, dan konsumen. Mereka semakin khawatir upaya bank sentral melawan inflasi dapat memicu resesi.
Ketua Fed Jerome Powell mengatakan pekan lalu bank sentral dapat mempertimbangkan kenaikan suku bunga yang luar biasa besar lainnya pada pertemuan September, dengan mempertimbangkan berbagai data ekonomi seperti inflasi, lapangan kerja, belanja konsumen dan pertumbuhan ekonomi.
Beberapa pembuat kebijakan Fed, termasuk Daly, telah menunjukkan tekad yang kuat untuk melanjutkan pengetatan moneter yang agresif. Hampir semua pejabat The Fed sepakat bahwa bank sentral tetap bertekad untuk terus maju dengan kenaikan suku bunga sampai inflasi turun ke target 2%.
Pada kesempatan berbeda, Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari sepakat dengan Daly minggu ini bahwa sangat tidak mungkin bank sentral akan memangkas suku bunga pada 2023. “Beberapa pemain pasar keuangan mengindikasikan mereka mengharapkan kami untuk memangkas suku bunga tahun depan,” ujarnya.
“Saya tidak ingin mengatakan itu mustahil, tetapi sepertinya itu skenario yang sangat tidak mungkin saat ini mengingat dinamika inflasi yang mendasarinya. Skenario yang lebih mungkin adalah kami akan terus menaikkan (suku bunga) dan bertahan di level itu sampai inflasi turun ke 2%,” katanya.
Presiden Fed St Louis James Bullard juga mengatakan bank sentral akan teguh dalam menaikkan suku untuk membawa inflasi kembali turun. “Kami akan menjadi tangguh dan mewujudkannya,” kata Bullard. “Saya pikir kita bisa mengambil tindakan tegas dan kembali ke 2%.”
Itu mungkin akan melibatkan keharusan mempertahankan suku bunga lebih tinggi lebih lama untuk mengumpulkan cukup bukti bahwa inflasi turun secara berkelanjutan. Bullard sebelumnya mengatakan dia ingin suku bunga naik menjadi 3,75-4% tahun ini untuk membantu meredam inflasi.
Sementara Presiden Fed Richmond Thomas Barkin mengatakan bank sentral telah menjelaskan akan melakukan apa yang diperlukan untuk meredam inflasi. “Inflasi akan surut tetapi tidak segera, tidak tiba-tiba dan tidak dapat diprediksi,” ujarnya.