The Fed Berpotensi Besar Kembali Menaikkan Bunga Bulan Depan

ANTARA FOTO/REUTERS/Elizabeth Frantz/wsj
Gubernur The Fed Jerome Powell. The Fed telah menaikkan suku bunga sebesar 2,25% pada tahun ini.
Penulis: Agustiyanti
18/8/2022, 08.03 WIB

Para pejabat bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve baru melihat sedikit bukti tekanan inflasi Amerika Serikat mereda. The Fed memastikan upaya untuk mengendalikan harga melalui kenaikan suku bunga akan tetap dilakukan hingga inflasi terkendali. 

Mengutip Reuters, risalah pertemuan The Fed pada 26-27 Juli 2022 menunjukkan bahwa The Fed  berkomitmen untuk menaikkan suku bunga setinggi yang diperlukan untuk menjinakkan inflasi pada pertemuan September mendatang. The Fed berpegang teguh pada langkah tersebutmeski mengakui secara lebih eksplisit bahwa ada risiko kebijakan ekonomi mereka akan menahan ekonomi. 

"Para pejabat The Fed sepakat bahwa hingga saat ini hanya ada sedikit bukti bahwa tekanan inflasi mereda," kata risalah tersebut.

Meski inflasi AS kemunginan menurun dari level tertingginya dalam empat dekade terakhir karena rantai pasokan global yang membaik dan harga bahan bakar menurun, inflasi akan terbebani oleh biaya pinjaman yang lebih tinggi dan mengerek harga lainnya.

Para investor bertaruh The Fed akan lebih dovish dan hanya menaikkan suku bunga mereka sebesar 0,5% pada September mendatang. Kepala Pendapatan Tetap di BlackRock Bob Miller mengatakan, risalah The Fed tampaknya memberikan lebih banyak ruang untuk bereaksi saat data terbaru dirilis. 

"Risalah The Fed memperlihatkan kebutuhan "opsionalitas" oleh bank sentral yang mencoba menilai data dan guncangan ekonomi yang saling bertentangan, katanya.

Laju kenaikan suku bunga memang bisa mereda pada bulan depan seiring pernyataan risalah bahwa perlunya waktu untuk mengevaluasi bagaimana kebijakan yang lebih ketat mempengaruhi ekonomi. Pada pertemuan bulan lalu dan bulan sebelumnya, The Fed menaikkan suku bunga masing-masing 75 bps.

Beberapa pejabat The Fed melihat suku bunga harus naik pada tingkat yang cukup untuk mengendalikan inflasi yang terbukti jauh lebih persisten daripada yang diantisipasi. 

Di sisi lain, risalah The Fed mencatat risiko bahwa bank sentral kemungkinan dapat semaki n memperketat kebijakannya demi memulihkan stabilitas harga. Kemungkinan ini muncul terutama mengingat lamanya waktu yang dibutuhkan kebijakan moneter untuk mengubah perilaku ekonomi.

"Mengacu pada kenaikan suku bunga yang telah dilakukan The Fed, para peserta rapat umumnya menilai bahwa sebagian besar efek pada aktivitas nyata belum dirasakan," demikian bunyi risalah tersebut.

Pada pertemuan Juli, pejabat Fed mencatat bahwa beberapa indikator ekonomi, terutama perumahan, mulai melambat di bawah beban kondisi kredit yang lebih ketat. Sementara pasar tenaga kerja tetap kuat dan pengangguran mendekati rekor terendah.

The Fed telah menaikkan suku bunga acuan overnight sebesar 225 poin tahun ini ke kisaran target 2,25% hingga 2,50%. Bank sentral secara luas diperkirakan akan menaikkan suku bulan depan sebesar 50 atau 75 basis poin.