Rupiah Mendekati Rp14.900/US$ Imbas Rencana Kenaikan Suku Bunga Fed

ANTARA FOTO/Reno Esnir/foc.
Petugas menghitung uang dolar AS dan uang Rupiah di salah satu kantor cabang PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, KCU Melawai, Jakarta, Selasa (16/8/2022).
Penulis: Abdul Azis Said
19/8/2022, 09.38 WIB

Nilai tukar rupiah dibuka melemah 24 poin ke level Rp 14.861 per dolar AS di pasar spot pagi ini. Kurs garuda tertekan sentimen kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed) yang agresif bulan depan.

Mengutip Bloomberg, rupiah melanjutkan pelemahan ke arah Rp 14.868 pada pukul 09.15 WIB. Ini semakin jauh dari posisi penutupan kemarin di Rp 14.837 per dolar AS.

Mayoritas mata uang Asia lainnya melemah kecuali dolar Singapura yang menguat 0,01%. Yen Jepang melemah 0,15% bersama dolar Taiwan 0,08%, won Korea Selatan 0,5%, peso Filipina 0,19%, rupee India 0,29%, yuan Cina 0,33%, ringgit Malaysia 0,09% dan baht Thailand 0,29%.

Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra memperkirakan rupiah masih akan tertekan hari ini imbas komentar sejumlah pejabat The Fed soal kenaikan suku bunga. Rupiah diperkirakan melemah ke kisaran Rp 14.900, dengan potensi penguatan ke Rp 14.800 per dolar AS.

"Para petinggi Bank Sentral AS melemparkan komentar yang mendukung kenaikan suku Bunga acuan AS ke depan karena tingkat inflasi AS yang masih tinggi," kata Ariston dalam risetnya, Jumat (19/8).

Presiden The Fed St. Louis yang juga anggota dari komite pengambil kebijakan The Fed, James Bullard mendukung kenaikan 75 bps pada pertemuan bulan depan. Menurutnya, kenaikan agresif masih perlu diambil untuk menekan inflasi.

Senada, Presiden The Fed San Francisco Mary Daly melihat kenaikan 50 atau 75 bps merupakan langkah yang masuk akal. Jika pembuat kebijakan bulan depan sepakat menaikkan bunga 75 bps, akan menjadi kenaikan dengan besaran yang sama dalam tiga pertemuan beruntun setelah dua kali kenaikan 75 bps pada Juni dan Juli.

Selain terimbas sentimen komentar pejabat The Fed tersebut, pelemahan rupiah juga terimbas kenaikan inflasi domestik. Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam acara Rakornas Pengendalian Inflasi kemarin sempat menyebut inflasi di atas 4% berisiko masih bertahan hingga tahun depan.

"Namun demikian, selama pemerintah dan BI mampu mengendalikan inflasi di kisaran target BI, ini mungkin tidak berdampak negatif ke rupiah," kata Arston.

Senada dengan Ariston, analis DCFX Lukman Leong juga melihat nilai tukar bergerak melemah hari ini ke rentang Rp 14.775-Rp 14.925 per dolar AS. Pasar merespons sejumlah komentar pejabat The Fed soal kenaikan bunga.

"Dari sisa domestik, Bank Indonesia mendapatkan tekanan untuk menaikkan suku bunga pada pertemuan selasa minggu depan," kata Lukman dalam risetnya.

Bank Indonesia sejauh ini masih menahan suku bunga di level 3,5% di tengah banyak bank sentral lain yang mulai mengerek suku bunga kebijakannya. Tekanan bagi BI untuk segera ikut mengerek bunga sudah berlangsung selama beberapa bulan terakhir dengan rupiah yang terus terdepresiasi dan inflasi mulai merangkak naik.

Reporter: Abdul Azis Said