The Fed Beri Sinyal Kuat Masih akan Agresif Menaikkan Bunga
Bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve memberikan sinyal masih akan menaikkan suku bunga secara agresif pada pertemuan bulan depan. The Fed telah menaikkan suku bunga pada dua pertemuan sebelumnya masing-masing sebesar 75 bps.
"Saya akan condong ke kenaikan 75 bps pada saat ini. Sekali lagi, saya pikir kami memiliki pembacaan yang relatif baik tentang ekonomi, dan kami memiliki inflasi yang sangat tinggi, jadi saya pikir masuk akal untuk terus menaikkan suku bunga," kata Presiden The Fed St. Louis yang juga anggota komite pembuat kebijakan The Fed James Bullard dikutip dari Wall Street Journal, Jumat (19/8).
Dia mengatakan, tidak ada ruang untuk menunda kenaikan suku bunga ke tahun depan. Ia ingin suku bunga acuan The Fed berada di target 3,75%-4% pada akhir tahun ini. Itu berarti perlu ada kenaikan agresif dalam tiga pertemuan terakhir tahun ini dari level bunga saat ini di 2,25%-2,5%.
Data terbaru menunjukkan, inflasi tampaknya melandai. Namun, komentar sejumlah pejabat The Fed, termasuk Bullard soal kenaikan bunga agresif menimbulkan perdebatan di antara pelaku pasar mengenai langkah The Fed ke depan.
Soal inflasi, Bullard ragu bahwa tekanan harga telah mencapai puncaknya. Oleh karena itu, penting bagi bank sentral untuk mencapai target tingkat suku bunga hingga 4% pada akhir tahun ini. Menurut dia, butuh waktu 18 bulan agar inflasi bisa turun ke target 2% di tengah tantangan yang masih belum merata.
"Kami masih harus menempuh jalan panjang untuk mendapatkan inflasi di bawah kontrol," kata dia.
Sehari sebelumnya, Presiden The Fed San Francisco Mary Daly mengatakan, kenaikan bunga 50-75 bps masuk akal untuk dilakukan pada pertemuan bulan depan. Dia tidak melihat The Fed akan mengurangi tenaganya dalam menaikkan suku bunga dalam waktu dekat. Ia bahkan memperkirakan, kenaikan bunga akan berlanjut setidaknya hingga tahun depan.
Daly menegaskan tak akan mengandalkan data inflasi pada Juli yang mulai menurun. "Kami memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan di The Fed untuk membawa kami kembali ke stabilitas harga." ujarnya.
Gubernur The Fed Jerome Powell dalam pertemuan bulan lalu membuka peluang kenaikan suku bunga yang agresif pada pertemuan berikutnya. Namun, ia mengatakan adanya kemungkinan memperlambat laju kenaikan untuk memberi waktu kepada pembuat kebijakan melihat dampak kenaikan bunga terhadap perekonomian.
Dalam risalah rapat pertemuan pembuat kebijakan yang dirilis kemarin malam, para pejabat sepakat bahwa hanya ada sedikit bukti tekanan inflasi mereda. Inflasi AS telah turun dari level tertingginya dalam 40 tahun pada Juni menuju 8,5% secara tahunan pada Juli.
The Fed sudah mengerek bunga dalam empat pertemuan beruntun, dengan kenaikan mencapai 75 bps dalam dua pertemuan sebelumnya.