Modal Asing Masuk Rp 3 T Pekan Ini, Rupiah Loyo ke 14.838 per US$

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/YU
Ilustrasi. Nilai tukar rupiah melemah 170 poin dalam sepekan sekalipun dana asing masih mengalir ke pasar keuangan domestik.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
19/8/2022, 19.18 WIB

Bank Indonesia melaporkan modal asing yang masuk ke pasar keuangan domestik selama periode 15-18 Agustus mencapai Rp 3,01 triliun. Meski demikian, inflow tersebut tidak mampu mengangkat rupiah yang dalam sepekan terakhir justru terkoreksi 1,2%.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono menjelaskan, asing melakukan beli neto pasar Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp 780 miliar dan beli neto Rp 2,23 triliun di pasar saham.

"Berdasarkan data setelmen sampai dengan 18 Agustus 2022, nonresident jual neto Rp 123,03 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp 60,14 triliun di pasar saham," kata Erwin dalam keterangan resminya, Jumat (19/8).

Persepsi risiko investasi memburuk tercermin dari premi credit default swap (CDS) Indonesia tenor lima tahun yang naik dari 105,41 bps per 18 Agustus 2022 dari 95,36 bps per 12 Agustus 2022. Imbal hasil alias yield SBN benchmark 10 tahun stabil di level 7,03%, sedangkan yield US Treasury 10 tahun naik ke level 2,88%.

Nilai tukar rupiah melemah 170 poin dalam sepekan sekalipun dana asing masih mengalir ke pasar keuangan domestik. Mengutip Bloomberg, kurs rupiah parkir di level Rp 14.838 per dolar AS pada penutupan perdagangan sore ini.

Analis Bank Mandiri Reny Eka Putri menyebut, volatilitas rupiah selama sepekan dipengaruhi kombinasi sentimen dari internal dan eksternal. Dari dalam negeri, pelaku pasar merespons positif rilis surplus neraca perdagangan Juli sebesar US$ 4,22 miliar.

"Ini mengindikasikan kinerja ekspor yang terus membaik dan perkembangan ini juga menjadi sentimen positif bagi rupiah," kata Reny kepada Katadata.co.id.

Namun, sentimen eksternal terutama kenaikan bunga The Fed menekan rupiah. Pergerakan rupiah diwarnai sentimen rilis notulen rapat The Fed serta komentar pejabat The Fed yang mengindikasikan kenaikan bunga AS masih akan agresif pada pertemuan bulan depan. Sekalipun inflasi Juli menunjukkan penurunan, tetapi masih jauh dari target 2%.

Selain itu, penjualan ritel AS yang membaik dan tumbuh 10,3% pada Juli 2022 juga menjadi katalis positif terhadap dolar AS.  "Pada pekan depan, pelaku pasar akan mengantisipasi hasil keputusan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia," kata Reny.

Ia memperkirakan BI masih akan menahan suku bunga acuan nya di level 3,5%. Ini dengan pertimbangan bahwa inflasi inti masih terpantau rendah.

Reporter: Abdul Azis Said