Cina Pangkas Bunga Pinjaman Demi Dongkrak Ekonomi yang Tengah Lesu

ANTARA FOTO/REUTERS/Aly Song/WSJ/cf
Ilustrasi Ekonomi Cina diperkirakan tak akan mencapai target pemerintah tahun ini sebesar 5,5%.
Penulis: Agustiyanti
22/8/2022, 10.45 WIB

Cina memangkas suku bunga pinjaman acuannya dan menurunkan acuan untuk  hipotek dengan margin yang lebih besar pada Senin (21/8) menambah langkah-langkah pelonggaran yang telah dilakukan pekan lalu. Otoritas di negara ini sedang berupaya menghidupkan kembali perekonomian yang tertatih-tatih oleh krisis properti dan lonjakan kasus Covid-19.

Mengutip Reuters, suku bunga dasar pinjaman (LPR) tenor satu tahun diturunkan sebesar 5 basis poin menjadi 3,65% pada penetapan bulanan bank sentral, sedangkan LPR tenor lima tahun diturunkan sebesar 15 basis poin menjadi 4,30%.

Suku bunga pinjaman LPR tenor satu tahun terakhir kali diturunan pada Januari, sedangkan suku bunga LPR tenor lima tahun terakhir kalu dipangkas pada Mei untuk mempengaruhi harga KPR.

Dalam jajak pendapat Reuters yang dilakukan pekan lalu, 25 dari 30 responden memperkirakan penurunan 10 basis poin untuk LPR tenor satu tahun. Semua yang ada dalam polling juga memproyeksikan penurunan tenor lima tahun, termasuk 90% di antaranya memperkirakan penurunan lebih besar dari 10 bps.

"Pemangkasan LPR yang asimetris sejalan dengan ekspektasi kami," kata Marco Sun, kepala analis pasar keuangan di MUFG Bank.

Menurut dia, niat dari kebijakan otoritas Cina sangat jelas. Pemangkasan bunga acuan tenor lima tahun sebesar 15 bps dapat meningkatkan permintaan pembiayaan jangka panjang. 

Pemangkasan lebih besar pada bunga referensi hipotek  menggarisbawahi upaya pembuat kebijakan untuk menstabilkan sektor properti setelah serangkaian gagal bayar di antara pengembang dan penurunan penjualan rumah.

Sumber Reuters pada pekan lalu mengatakan bahwa Cina akan menjamin penerbitan obligasi luar negeri oleh beberapa pengembang swasta terpilih untuk mendukung sektor ini. Properti menyumbang seperempat dari PDB Cina.

People's Bank of China (PBOC) pada pekan lalu juga telah mengejutkan pasar dengan menurunkan suku bunga MLF dan alat likuiditas jangka pendek lainnya. PBOC berupaya meningkatkan permintaan kredit dalam ekonomi yang tersendat. Baca selengkapnya

Sejumlah data yang dirilis pekan lalu menunjukkan ekonomi secara tak terduga melambat pada Juli dan mendorong beberapa bank investasi global, termasuk Goldman Sachs dan Nomura, untuk merevisi turun perkiraan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) setahun penuh untuk Cina.

Goldman Sachs menurunkan perkiraan pertumbuhan PDB setahun penuh tahun 2022 Cina menjadi 3% dari sebelumnya 3,3%, jauh di bawah target Beijing sekitar 5,5%. 

"Pemangkasan LPR diperlukan, tetapi ukuran pengurangan ini tidak cukup untuk merangsang permintaan pembiayaan," kata Xing Zhaopeng, ahli strategi senior China di ANZ.

Ekonomi Cina nyaris mengalami kontraksi pada kuartal kedua karena penguncian yang meluas dan krisis properti berdampak besar pada kepercayaan konsumen dan bisnis.

Strategi pembatasan aktivitas yang ketat untuk mengejar angka 'nol-Covid-19' di CIna menjadi hambatan utama konsumsi. Selama beberapa minggu terakhir, kasus  kembali meningkat dan menambah kesuraman pada perekonomian Cina.