Sri Mulyani: Belanja Pemerintah Pusat Tembus Rp 2.000 T Tahun Lalu

Donang Wahyu|KATADATA
Ilustrasi. Pemerintah untuk pertama kalinya juga mencapai target penerimaan pajak pada tahun lalu setelah selalu mencatatkan shortfall atau gagal mencapai target penerimaan selama 12 bulan berturut-turut.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
25/8/2022, 16.19 WIB

Belanja pemerintah pusat mencapai Rp 2.000,7 triliun pada tahun lalu, tumbuh 9,2% dibandingkan tahun sebelumnya. Belanja pemerintah meningkat signifikan, terutama sejak pandemi Covid-19 pada 2020.

"Belanja pemerintah pusat yang menembus Rp 2.000 triliun untuk pertama kalinya," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam rapat kerja dengan Komite IV DPD RI, Kamis (25/8).

Realisasi belanja pemerintah pusat pada tahun lalu lebih tinggi dari target yang dipatok sebesar Rp 1.954,5 triliun. Realisasi tersebut juga menyedot 72% dari total belanja negara dalam APBN tahun lalu.

Sri Mulyani juga menyebut belanja untuk transfer kepada pemerintah daerah naik 3% pada tahun lalu menjadi  Rp 785,7 triliun. Namun, realisasi tersebut masih di bawah target tahun.

"Tahun 2020 dan 2021, transfer ke daerah dan dana desa (TKDD) lebih rendah dibandingkan 2019. Jadi, TKDD ini belum mencapai pre-Covid-19 karena memang kami lakukan banyak sekali burden sharing antara pusat dan daerah," kata Sri Mulyani.

Belanja negara merupakan total dari belanja pemerintah pusat dan belanja berupa TKDD. Realisasinya pada tahun lalu mencapai Rp 2.786,4 triliun, naik 7,4% dibandingkan 2020 dan mencapai 101% target. 

Meski belanja negara tumbuh, kenaikannya tidak seimpresif penerimaan negara yang mencapai 22,1% menjadi Rp 2.011,3 triliun. Penerimaan perpajakan tumbuh 20,4%, sedangkan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) naik 33,4%.

"Penerimaan pajak kita sudah sama dengan pertumbuhan energi yang telah melampaui level sebelum terjadinya pandemi," kata Sri Mulyani.

Pemerintah untuk pertama kalinya juga mencapai target penerimaan pajak pada tahun lalu setelah selalu mencatatkan shortfall atau gagal mencapai target penerimaan selama 12 bulan berturut-turut. Penerimaan pajak tahun lalu  mencapai Rp 1.278,6 triliun.

Dengan pendapatan negara yang tumbuh lebih tinggi dibandingkan belanja, defisit APBN tahun lalu bisa lebih rendah dari target di level 4,57% PDB. Realisasi defisit hanya mencapai 77% dari target.

Reporter: Abdul Azis Said