Pemerintah memberikan sinyal akan mengerek harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. Presiden Joko Widodo akan menerima kalkulasi kenaikan harga BBM bersubsidi dari para menteri pada hari ini.
"Semuanya masih dikalkulasi dan hari ini akan disampaikan kepada saya mengenai hitung-hitungan dan kalkulasinya," kata Jokowi saat membagikan Bantuan Langsung Tunai BBM di Kepulauan Tanimbar, Maluku, Jumat (2/9).
Pada dua hari yang lalu, Jokowi menyebutkan kenaikan harga BBM dihitung secara hati-hati. "Masih pada proses dihitung, dikalkulasi dengan hati-hati," ujar dia.
Harga Pertalite saat ini dipatok Rp 7.650 per liter, sedangkan Biosolar Rp 5.150 per liter.
Mantan Wali Kota Solo itu pekan lalu mengatakan bahwa kenaikan harga BBM dapat berdampak pada kontraksi ekonomi. Oleh sebab itu, ia memerintahkan para menteri untuk menghitung dengan cermat.
"Harus dihitung juga menaikkan inflasi yang tinggi, kemudian bisa menurunkan pertumbuhan ekonomi," kata Jokowi di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, Selasa (23/8).
Adapun skema terbaru mengenai teknis pendistribusian BBM bersubsidi yang diatur dalam revisi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 191 Tahun 2014 sudah diserahkan kepada Jokowi.
Direktur Bahan Bakar Minyak BPH Migas Patuan Alfon mengatakan, salah satu poin utama yang disusun yakni penyesuian konsumen pengguna. Khususnya kriteria calon penerima Bahan Bakar Khusus Penugasan (JBKP) Pertalite dan Jenis BBM tertentu (JBT) Solar.
Meski demikian ia mengaku tak tahu kapan revisi perpres itu diterbitkan. Dia hanya menjelaskan, pemerintah selalu melihat beberapa aspek sebelum menetaskan sebuah kebijakan. Aspek-aspek tersebut yaitu sosial, politik, dan ekonomi. "Kenapa belum selesai? Pemerintah berpikir secara komprehensif," kata Patuan.
Aspek ekonomi yang dimaksud yakni kondisi kekuatan keuangan negara yang berandil besar terhadap kondisi ekonomi dan daya beli masyarakat.
"Kalau diterbitkan sekarang berapa masyarakat yang rentan miskin menjadi miskin, lalu berapa inflasinya? Kekuatan keuangan negara memberikan bantalan seperti apa?" ujarnya.