Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) mencatat, konsolidasi pengadaan laptop menghemat keuangan negara mencapai Rp 1,8 triliun. Hal ini karena pengadaan laptop untuk adminsitrasi perkantoran dan pendidikan tidak lagi secara terpisah-pisah, melainkan sekaligus dari produsen yang ditunjuk.
"Konsolidasi belanja laptop ini selain bisa memastikan bahwa kementerian dan lembaga belanja produk dalam negeri, juga bisa menghemat banyak sekali anggaran belanja negara yang sangat terbatas," kata Sekretaris Utama Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) Robin Asad Suryo dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, Kamis (8/9).
Ia menjelaskan, efisiensi tersebut mencakup penghematan dari pembelian laptop TIK dan media pendidikan chromebook Dana Alokasi Khusus (DAK) fisik pendidikan 2022 sebesar Rp 951,3 miliar. Selain itu, ada penghematan dari pengadaan konsolidasi laptop untuk administrasi perkantoran Rp 867,2 miliar.
Robin pun memberikan perbandingan harga hasil pengadaan melalui konsolidasi dan non-konsolidasi jika mengacu pada harga tayang terendah di e-katalog. Penghematan yang bisa dilakukan rata-rata mencapai 29% dari harga di e-Katalog.
Menurut dia, harga setiap unit laptop melalui pengadaan konsolidasi untuk laptop TIK dan media pendidikan sebesar Rp 5,55 juta. Ini lebih murah dibandingkan harga tayang di e-Katalog sebesar Rp 7,1 juta. Sementara itu, harga konsolidasi untuk laptop administrasi kantor sebesar Rp 11,8 juta, juga lebih murah dibandingkan harga tayang di e-katalog sebesar Rp 15,3 juta.
Adapun penghematan Rp 1,8 triliun tersebut merupakan hasil dari pengadaan laptop tahun ini sebesar Rp 6,33 trilliun. Ini terdiri atas belanja laptop pendidikan Rp 3,42 triliun dan laptop untuk administrasi perkantoran Rp 2,92 triliun.
Konsolidasi pengadaan laptop dilakukan langsung melalui produsen yang telah memenuhi unsur tingkat komponen dalam negeri (TKDN) minimal 25%. Dengan begitu, konsolidasi ini bukan hanya menghemat anggaran, tetapi juga menstandarkan kebutuhan laptop dan mengurangi kecenderungan over spesifikasi.
Robin menyebut pihaknya ke depan akan melihat jenis barang mana saja yang potensial untuk dilakukan konsolidasi. Selain untuk efisiensi, tujuannya juga memperbanyak pembelian produk dalam negeri.
"Beberapa produk yang saat ini sedang kami kaji untuk dikonsolidasikan pada 2023 adalah alat mesin pertanian, jarinagn internet, software, pupuk, kendaraan dinas, bibit dan juga laptop," kata Robin.