BPS Catat Harga Komoditas Utama RI Turun, Tapi Batu Bara Masih Melesat

ANTARA FOTO/Makna Zaezar/foc.
Sebuah kapal tongkang pengangkut batu bara melintas di Sungai Barito, Barito Kuala, Kalimantan Selatan, Senin (20/6/2022). Kementerian ESDM menetapkan harga batu bara acuan (HBA) bulan Juni 2022 menjadi US$323,91 per ton atau mengalami kenaikan sebesar 17 persen atau bertambah US$48,27 per ton dibanding bulan sebelumnya pada Mei 2022 yaitu US$288,40 per ton, kenaikan itu menjadi rekor harga tertinggi sejak pencatatan HBA pertama kali.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
15/9/2022, 15.18 WIB

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, harga beberapa komoditas unggulan Indonesia di tingkat global mulai turun. Namun, harga batu bara terpantau masih tetap tinggi dalam enam bulan terakhir.

Di sisi lain, kinerja ekspor beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga pada Agustus tetap kuat ditopang oleh peningkatan volume.

"Perubahan harga minyak kelapa sawit (CPO) pada beberapa bulan terakhir mengalami penurunan yang sangat tajam, kemudian termasuk juga bijih besi yang beberapa bulan terakhir turun tajam," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto dalam konferensi pers, Kamis (15/9).

Harga CPO terus turun cukup dalam sejak Mei 2022. Pada Agustus, harga CPO turun 2,9% dibandingkan bulan sebelumnya, sementara secara tahunan penurunannya 10,2%. Harga bijih besi secara bulanan sebetulnya naik tipis 0,3% tetapi secara tahunan anjlok 32,9%. Tren harga bijih besi juga terus turun setidaknya memasuki kuartal kedua tahun ini.

Setianto menjelaskan, harga nikel dan minyak mentah trennya menurun dalam beberapa bulan terakhir meskipun nikel terpantau sedikit naik 2,7% pada Agustus secara bulanan. Harga minyak mentah masih terkoreksi 8,7% pada bulan lalu, tetapi secara tahunan tumbuh tinggi 39,4%.

"Komoditas unggulan lainnya, seperti batu bara beberapa bulan ini menunjukkan tren peningkatan. Secara tahunan, harga batu bara naik 110,3%," kata Setianto.

Meski demikian, harga batu bara secara bulanan sebetulnya sedikit terkoreksi sebesar 5,4%. Komoditas yang  harganya masih terus menunjukan tren menanjak adalah gas alam. Harga gas alam naik 21% secara bulanan dan mencapai 117% secara tahunan. 

Nilai ekspor besi dan baja serta CPO terpantau terus naik dalam beberapa bulan terakhir sekalipun harganya turun. Nilai ekspor besi dan baja pada bulan lalu sebesar US$ 284,8 juta atau kenaikan 14,38% dibandingkan bulan sebelumnya. Ekspor minyak kelapa sawit termasuk dalam golongan lemak dan minyak hewani/nabati US$ 4,46 miliar, naik 25% dibandingkan bulan sebelumnya.

"Kinerja ekspor untuk besi dan baja serta CPO ini masih meningkat lebih disebabkan peningkatan volume ekspor di tengah penurunan harga dunia," kata Setianto.

Adapun total nilai ekspor Indonesia bulan Agustus sebesar US$ 27,91 miliar, naik 9,2% dibandingkan Juli 2022 dan kenaikan 30,15% dibandingkan Agustus 2021. Kenaikan secara bulanan terutama berasal dari ekspor migas yang tumbuh hingga 25,6% serta ekspor non migas yang juga tumbuh 8,2%.

Reporter: Abdul Azis Said