Ekonomi dunia diperkirakan mengalami resesi pada tahun depan. Namun, analis menilai Indonesia tidak akan menanggung risiko resesi yang terlalu besar dibanding negara-negara lain.
Regional Equity Strategist DBS Joanne Goh mengatakan, hal itu disebabkan Indonesia merupakan negara dengan ekonomi yang berorientasi domestik.
“Untuk Indonesia, karena ekonomi berorientasi domestik, kami melihat risiko resesi dibandingkan dengan beberapa pasar ekspor eksternal lainnya akan cukup rendah,” kata Joanne Goh dalam Media Briefing CIO Insight Report DBS, Kamis (13/10).
Joanne Goh berpendapat, dengan struktur permintaan komoditas yang kuat, perekonomian Indonesia akan memperoleh dukungan alamiah untuk beberapa tahun ke depan.
"Struktur permintaan komoditas masih sangat kuat dan untuk Indonesia sebagai negara dengan ekonomi penghasil komoditas masih sangat kuat. Bahkan dapat menarik perekonomian negara untuk beberapa tahun kedepan,” lanjut Joanne.
Seperti diketahui, sejumlah pejabat negara dan lembaga keuangan dunia memprediksi ekonomi dunia akan masuk ke dalam jurang resesi. Salah satu alasan dari perkiraan ini adalah banyaknya bank sentral berbagai negara yang menaikkan suku bunga untuk meredam inflasi.
Pada kesempatan yang sama, Chief Information Officer DBS, Hou Wey Fook memperkirakan, potensi resesi ekonomi global pada 2023 akan berlangsung sementara.
Dengan tingkat konsumsi masyarakat global yang baik, dia optimistis resesi tidak akan berlangsung lama.
“Menurut observasi kami perekonomian akan melambat. Namun dalam waktu singkat, mungkin akan resesi, tapi dengan underlying fundamental yang ada, kami tidak melihat resesi akan dalam dan untuk jangka panjang,” ujar Hou Wey Fook.