Rupiah Berpotensi Melemah Tembus Rp 15.700 per Dolar AS Hari Ini

ANTARA FOTO/Reno Esnir/foc.
Petugas menghitung uang dolar AS dan uang Rupiah di salah satu kantor cabang PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, KCU Melawai, Jakarta, Selasa (16/8/2022).
24/10/2022, 09.58 WIB

Nilai tukar rupiah dibuka menguat 57 poin ke level Rp 15.575 per dolar AS di pasar spot pagi ini. Namun Rupiah diprediksi masih tertekan karena pasar tengah mencermati hasil pertemuan bank sentral AS, The Fed, pekan depan.

Mengutip Bloomberg, rupiah melemah dari posisi pembukaan ke level kisaran Rp 15.600 lagi pada pukul 09.20 WIB. Namun ini masih lebih tinggi dibandingkan level penutupan kemarin di Rp 15.632 per dolar AS.

Mayoritas mata uang Asia lainnya melemah terhadap dolar AS pagi ini. Yen Jepang anjlok 0,77%, dolar Singapura 0,37%, dolar Taiwan 0,12%, peso Filipina 0,22%, yuan Cina 0,30%, ringgit Malaysia 0,23% dan baht Thailand 0,13%. Sebaliknya, penguatan dialami won Korea Selatan 0,22% bersama rupee India 0,08%. Sedangkan dolar Hong Kong cenderung stagnan.

Analis PT Sinarmas Futures, Ariston Tjendra, memperkirakan rupiah berpotensi melemah hingga level Rp 15.700 hari ini karena sentimen pertemuan The Fed pekan depan. Namun risiko pada pasar saham bisa memberi penguatan ke rupiah ke level Rp 15.500 per dolar AS.

Salah satu sentimen utama penggerak rupiah pekan ini terutama penantian terhadap pertemuan The Fed pekan depan. Mayoritas pasar masih memperkirakan The Fed akan menaikkan bunga agresif 75 bps lagi demi menahan inflasi di Amerika yang masih tinggi yaitu di atas 8%.

Pasar juga masih berekspektasi, the Fed belum akan mengakhiri kebijakan kenaikan suku bunga acuannya tahun ini.

"Pelaku pasar mewaspadai spread tingkat imbal hasil atau suku bunga acuan Bank Indonesia dengan Bank sentral AS yang kian mendekat. Dengan tingkat risiko rupiah yang lebih tinggi, ini juga memberikan tekanan ke nilai tukar," kata Ariston dalam risetnya, Senin (24/10).

 Namun demikian, aset berisiko lainnya terutama indeks saham Asia terlihat positif pagi ini. Pergerakan indeks saham yang menghijau ini bisa merembet ke aset berisiko lainnya terutama rupiah. Penguatan indeks saham saham Asia ini bisa menahan rupiah tidak jatuh terlalu dalam.

 Analis DCFX, Lukman Leong, memperkirakan rupiah bisa menguat hari ini seiring sentimen risk on di bursa saham. Kurs garuda diperkirakan bergerak di rentang Rp 15.500-Rp 15.650 per dolar AS.

"Imbal hasil obligasi AS atau yield US Treasury menurun setelah komentar dovish dari Ketua The Fed San Francisco, Mary Daly, menyarankan untuk kenaikan suku bunga yang lebih pelan agar ekonomi AS terhindar dari kemerosotan," kata Lukman dalam risetnya.

Namun demikian, dolar AS juga berpotensi masih menguat sehingga menekan rupiah hari ini. Sentimen pelemahan terutama menjelang rilis data pertumbuhan ekonomi AS kuartal ketiga dan inflasi PCE periode September yang akan dirilis pekan ini. 

Reporter: Abdul Azis Said