The Fed Akan Lanjutkan Suku Bunga Tinggi untuk Perangi Inflasi

ANTARA FOTO/REUTERS/Elizabeth Frantz/wsj
Federal Reserve Board Chairman Jerome Powell arrives for a news conference following a two-day meeting of the Federal Open Market Committee (FOMC) in Washington, U.S., July 27, 2022.
5/1/2023, 07.35 WIB

Pejabat Federal Reserve atau The Fed berkomitmen untuk memerangi inflasi dan mengharapkan suku bunga yang lebih tinggi tetap berlaku sampai. Hal itu berdasarkan risalah dari pertemuan bulan Desember bank sentral yang dirilis Rabu (4/1) waktu setempat.

Dalam pertemuan tersebut, pejabat The Fed menyatakan pentingnya mempertahankan kebijakan restriktif sementara inflasi bertahan sangat tinggi.

“Peserta umumnya mengamati bahwa sikap kebijakan yang membatasi perlu dipertahankan sampai data yang masuk memberikan keyakinan bahwa inflasi berada pada jalur penurunan yang berkelanjutan hingga 2%, yang kemungkinan akan memakan waktu lama,” tulis ringkasan pertemuan tersebut dikutip dari CNBC International, Kamis (5/1).

“Mengingat tingkat inflasi yang terus-menerus dan tidak dapat diterima, beberapa peserta berkomentar bahwa pengalaman sejarah memperingatkan terhadap kebijakan moneter yang longgar sebelum waktunya.”

The Fed kembali menaikkan suku bunga utama mereka 50 basis poin lagi pada Desember 2022. Peningkatan tersebut mengakhiri rentetan empat kenaikan suku bunga 75 basis poin berturut-turut.

Pejabat The Fed mengatakan mereka akan fokus pada data saat membuat kebijakan dan melihat kebutuhan untuk mempertahankan fleksibilitas dan opsionalitas terkait kebijakan.

“Sejumlah peserta menekankan bahwa penting untuk mengomunikasikan dengan jelas bahwa perlambatan laju kenaikan suku bunga bukan merupakan indikasi melemahnya tekad Komite untuk mencapai sasaran stabilitas harga, atau penilaian bahwa inflasi sudah berada di ambang batas, ”kata risalah itu.

 Setelah pertemuan tersebut, Ketua The Fed Jerome Powell mengindikasikan bahwa sementara telah ada beberapa kemajuan yang dibuat dalam pertempuran melawan inflasi. Dia melihat suku bunga akan bertahan di level yang lebih tinggi bahkan setelah kenaikan inflasi berhenti.

Risalah mencerminkan sentimen tersebut, mencatat bahwa tidak ada anggota FOMC yang mengharapkan penurunan suku bunga pada tahun 2023, terlepas dari harga pasar.