Tutup Pekan Pertama 2023, Wall Street Melesat Berkat Data Tenaga Kerja

xPACIFICA/Getty Image
Ilustrasi. Dow Jones Industrial Average melesat 2,3% dan ditutup pada 33.630,61. S&P 500 berakhir naik 2,28%, menjadi 3.895,08, dan Nasdaq bertambah 2,6%, ke level 10.569,29.
Penulis: Agustiyanti
7/1/2023, 09.09 WIB

Bursa Saham Amerika Serikat (AS) melesat pada perdagangan hari terakhir pekan pertama 2023, Jumat (6/1).  Kenaikan saham-saham AS terjadi usai rilis laporan ketenagakerjaan dan survei aktivitas ekonomi yang menunjukkan tanda-tanda bahwa inflasi mungkin mereda. 

Dow Jones Industrial Average melesat 2,3%  dan ditutup pada 33.630,61. S&P 500 berakhir naik 2,28%, menjadi 3.895,08, dan Nasdaq bertambah 2,6%, ke level 10.569,29.

Itu adalah hari terbaik untuk indeks Dow Jones  dan S&P 500 sejak 30 November dan yang terbaik untuk Nasdaq sejak 29 Desember. Kenaikan harga saham pada  Jumat membantu saham berakhir di wilayah positif untuk pekan ini, setelah terus memerah pada hari-hari sebelumnya di pekan ini. 

Dow dan S&P 500 masing-masing naik 1,5% dalam sepekan ini, sedangkan Nasdaq naik 1%.

Laporan upah nonpertanian pada  Desember menunjukkan bahwa ekonomi AS menambahkan 223.000 lapangan pekerjaan bulan lalu, sedikit lebih tinggi dari perkiraan ekonom yang disurvei Dow Jones mencapai 200.000 pekerjaan. Selain itu, upah tumbuh lebih lambat dari yang diantisipasi, meningkat 0,3% secara bulanan, lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya.

“Semua yang dipedulikan investor adalah bahwa data menunjukkan inflasi bergerak menuju target Fed,” kata Michael Arone, kepala strategi investasi di State Street Global Advisors. 

Saham naik lagi ketika indeks manajer pembelian non-manufaktur ISM menunjukkan bahwa industri jasa berkontraksi pada Desember. Ini adalah tanda bahwa kenaikan rake Fed mungkin bekerja untuk memperlambat ekonomi dan menekan inflasi. 

Laporan ketenagakerjaan AS menunjukkan lapangan kerja baru bertambah 717 ribu pada bulan lalu. Pasar tenaga kerja tetap kuat sekalipun Bank Sentral AS, The Federal Reserve  memulai kenaikan bunga sejak tercepat sejak 1980-an pada Maret tahun lalu. 

Namun demikian, pasar tenaga kerja yang kuat membuka kemungkinan Bank Sentral AS menaikkan suku bunga melampaui perkiraan, yakni mencapai puncaknya di level 5,1%. Berdasarkan risalah rapat The Fed terbaru, bank sentral kemungkinan menaikkan suku bunga hingga mencapai puncaknya di level 5,1% dan kemudian mempertahankan dalam jangka waktu yang cukup lama. 

"Pasar tenaga kerja tetap tangguh tetapi kehilangan tenaga dan masih terjadi kekurangan pekerja," kata Sal Guatieri, seorang ekonom senior di BMO Capital Markets di Toronto, Jumat (6/1)