Pemerintah akan menambah volume penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) ritel dengan target mencapai Rp 130 triliun pada tahun ini, naik 21,5% dibandingkan tahun lalu. Jumlah seri yang diterbitkan juga lebih banyak, yakni menjadi delapan dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak tujuh.
"Ini artinya calon investor yang tahun lalu belum kebagian kuota SBN ritel berkesempatan untuk berinvestasi lebih besar tahun ini, manfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya," kata Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Deni Ridwan dalam akun instagram pribadinya dikutip Rabu (11/1).
Jumlah SBN ritel yang diterbitkan tahun ini akan lebih banyak, terutama pada seri Sukuk Negara Tabungan (ST) yang akan diterbitkan dua kali dibandingkan tahun lalu yang hanya sekali. Seri Obligasi Negara Ritel (ORI) dan Sukuk Ritel (SR) juga akan diterbitkan masing-masing dua kali. Seri lainnya yang diterbirkan masing-masing sekali yakni Savings Bond Ritel (SBR) dan Cash Waqf Linked Sukuk Ritel (SWR).
Adapun jadwal penerbitan delapan seri SBN ritel tersebut, sebagai berikut:
- SBR012 dengan masa perdagangan 19 Januari-9 Februari
- SR018 dengan masa perdagangan 3-29 Maret
- ST010 dengan masa perdagangan 12-31 Mei
- SWR004 dengan masa perdagangan 5 Mei-22 Juni
- ORI023 dengan masa perdagangan 26 Juni-20 Juli
- SR019 dengan masa perdagangan 18 Agustus-13 September
- ORI024 dengan masa perdagangan 9 Oktober-2 November
- ST011 dengan masa perdagangan 3-29 November
Deni dalam unggahannya belum lama ini juga mengatakan, akan ada sedikit perubahan pada penerbitan SBN ritel tahun ini. Pemerintah akan menerbitkan seri SBN ritel dengan tenor lebih panjang dari biasanya.
"Misalnya SBR biasanya dua tahun, bisa ditawarkan lebih panjang dan tentu dengan imbal hasil lebih menarik," kata Deni.
Hal ini terlihat dari rencana penerbitan SBR012 pekan depan yang memang akan dirilis dengan seri SBR012-T2 dan SBR012-T4. Namun, Deni belum menjelaskan lebih detail terkait makna T2 dan T4 pada penerbitan seri SBR mendatang.
Pemerintah menerbitkan tujuh seri SBN ritel pada tahun lalu yang terdiri ORI dan SR masing-masing dua kali, dan ST, SBR, CWLS masing-masing satu kali. Adapun jumlah investor pembeli SBN ritel pada tahun lalu sebanyak 186 ribu. Sebanyak 94,6 ribu di antaranya merupakan investor baru.
Penerbitan SBN ritel terus meningkat setiap tahunnya. Pemerintah menerbitkan SBN ritel Rp 76 triliun pada 2020, kemudian naik menjadi Rp 97 triliun pada tahun lalu, dan Rp 107 triliun sepanjang tahun lalu. Jumlah investor secara umum maupun investor baru juga terus meningkat setiap tahun.