Utang Luar Negeri Capai Rp 6.180 T, Ini Daftar Kreditur Terbesar RI
Bank Indonesia melaporkan posisi utang luar negeri Indonesia pada akhir November 2022 tercatat US$ 392,6 miliar atau Rp 6.180 triliun mengikuti kurs Jisdor periode tersebut. Berdasarkan negara asalnya, mayoritas utang tersebut berasal dari Singapura, Amerika Serikat, dan Jepang.
Utang luar negeri Indonesia naik 0,7% dibandingkan bulan sebelumnya, tetapi penurunan 5,6% dari tahun 2021. Penurunan secara tahunan pada November tersebut melambat dibandingkan bulan sebelumnya.
Utang luar negeri Indonesia ini mencakup utang pemerintah, bank sentral dan juga swasta. Mayoritas berasal dari utang swasta sebesar 51,6%, sementara sisanya utang pemerintah dan bank sentral.
"Kontraksi pertumbuhan ini bersumber dari utang luar negeri sektor publik, pemerintah dan bank sentral, serta sektor swasta," dikutip dari laporan BI, Rabu (18/1).
Berdasarkan sumber krediturnya, utang luar negeri Indonesia terdiri atas kreditur negara, kreditur organisasi internasional dan lainnya. Mayoritas dari utang tersebut berasal dari kreditur negara sebesar US$ 206 miliar.
Singapura masih menjadi negara pemberi utang terbesar bagi Indonesia. Utang luar negeri Indonesia ke Negeri Singa mencapai US$ 58,6 miliar, tetapi trennya menurun dalam tiga bulan terakhir serta berkurang US$ 3,4 miliar dibandingkan tahun sebelumnya.
Sementara utang dari Amerika Serikat yang menempati posisi kedua mengalami tren kenaikan dalam tiga bulan terakhir. Kenaikan utang dari AS pada akhir November 2022 dibandingkan periode yang sama tahun lalu mencapai US$ 4,9 miliar.
Berikut daftar 5 negara pemberi utang terbesar bagi Indonesia:
- Singapura US$ 58,6 miliar
- Amerika Serikat US$ 33,9 miliar
- Jepang US$ 23,9 miliar
- Cina US$ 20,3 miliar
- Hong Kong US$ 18,1 miliar
Selain dari kreditur negara, Indonesia juga memiliki utang luar negeri dari beberapa organisasi internasional yang totalnya US$ 40,9 miliar. Mayoritas utang tersebut berasal dari Bank Internasional untuk Rekonstruksi dan Pembangunan (IBRD) di bawah Bank Dunia sebesar US$ 18,5 miliar. Sumber lainnya yang cukup besar berasal dari Bank Pembangunan Asia (ADB) sebesar US$ 9,9 miliar serta Dana Moneter Internasional (IMF) sebesar US$ 8,5 miliar.
Selain itu, Indonesia juga memiliki kategori utang luar negeri lainnya sebesar US$ 145,6 miliar. Kategori ini meliputi utang yang tidak termasuk perjanjian pinjaman, surat utang dan utang dagang. Utang lainnya ini berupa pembayaran klaim asuransi dan dividen yang sudah ditetapkan namun belum dibayar.
Bank Indonesia menilai struktur utang luar negeri Indonesia pada akhir November tersebut tetap sehat. Utang yang tetap terkendali tecermin dari rasio terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang tetap terjaga di kisaran 29,7%, meskipun sedikit meningkat dari bulan sebelumnya 0,2 poin persentase. Selain itu, strukturnya juga tetap sehat, ditunjukkan oleh utang yang tetap didominasi tenor jangka panjang, dengan pangsa mencapai 87%.