Bank Indonesia telah menaikkan suku bunga acuan mencapai 2,25% sejak tahun lalu menjadi 5,75%. Gubernur BI Perry Warjiyo kembali mempertegas sinyal tidak akan menaikkan suku bunga lagi jika tidak ada situasi yang luar biasa.
"Kemarin saya sudah sinyal, suku bunga Bank Indonesia 5,75% setelah kenaikan 225 bps suda memadai, kurang jelas apa itu? Tidak ada bank sentral lain yang arah kebijakan bunganya sejelas itu," kata Perry dalam seminar yang digelar Infobank, Rabu (25/1).
Ia juga mengatakan, pernyataan terkait kenaikan suku bunga telah memadai dikecualikan kejadian luar biasa lagi. Hal ini sejalan dengan perkiraan BI bahwa inflasi akan melandai tahun ini.
Sinyal serupa sudah disampaikan oleh Perry dalam pertemuan bulannya pekan lalu. Pada rapat pekan lalu, bank sentral memutuskan menaikkan bunga lagi 25 bps menjadi 5,75%. Meski kenaikan berlanjut, bank sentral memberikan sinyal dovish dengan menyebut total kenaikan bunga yang sudah ditempuh sejak Agustus, 225 bps sudah memadai untuk menjaga inflasi domestik.
Dengan langkah kenaikan bunga, inflasi inti diperkirkan tetap berada di bawah 4%. Inflasi secara keseluruhan juga turun di bawah 4% pada paruh kedua mendatang.
Namun, Perry juga meminta para bankir untuk tidak menaikkan bunga pinjamannya ke nasabah sekalipun suku bunga acuan sudah naik. Hal ini karena likuditas di perbankan masih memadai untuk menjalankan fungsi intermediasi.
"BI memang menaikkan suku bunga karena inflasinya tinggi. Tapi, saya jamin bunga bank anda tidak boleh naik, caranya? Grojogin saja dengan likuditas. Tidak ada teorinya memang, tapi harus ada inovasi," kata Perry.
Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman juga melihat BI tidak akan lagi menaikkan suku bunga ke depannya, mempertahankan di 5,75%. Hal ini sejalan dengan perkiraan bahwa bank sentral lainnya di dunia juga tak akan lagi agresif menaikkan bunga.
"Kami melihat bahwa kenaikan suku bunga kebijakan global akan mencapai puncaknya pada akhir semester pertama tahun 2023," ujar Faisal dalam catatannya pekan lalu.
Sementara itu, Ekonom Bank Danamon Irman Faiz melihat siklus kenaikan suku bunga Bank Indonesia segera berakhir. Meski demikian, ia memperkirakan suku bunga masih akan naik 50 bps lagi tahun ini menuju titik terminal rate di 6,25%. Namun, perkiraan tersebut bias ke bawah dan berpeluang di bawah level tersebut jika penurunan inflasi lebih cepat dari yang diharapkan.
"Rupiah telah terapresiasi dalam beberapa minggu terakhir di tengah ekspektasi perlambatan inflasi AS dan fundamental rupiah yang sehat," kata Irman dalam catatannya beberapa waktu lalu.