Bos Samsung Indonesia Curhat ke Sri Mulyani soal Kekhawatiran Resesi

ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/rwa.
Menteri Keuangan Sri Mulyani. bersama sejumlah anak buahnya di Kementerian Keuangan mengunjungi pabrik PT Samsung Electornic Indonesia di Cikarang, Jawa Barat.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
27/1/2023, 16.20 WIB

Resesi global menjadi risiko bagi dunia usaha di dalam negeri pada tahun ini. Presiden Direktur PT Samsung Electronics Indonesia Hong Yeun Seuk menekankan resesi global akan menekan biaya produksi dan memaksa dunia usaha lebih kompetitif saat berbicara di depan Menteri Keuangan Sri Mulyani.

Sri Mulyani bersama sejumlah anak buahnya di Kementerian Keuangan mengunjungi pabrik PT Samsung Electronic Indonesia di Cikarang, Jawa Barat. Selain bos Samsung Indonesia, hadir perwakilan dunia usaha di kawasan Cikarang Dry Port (CDP).

Hong menyambut baik kebijakan pemerintah yang menghapus kebijakan PPKM. Langkah ini diharapkan dapat membantu dunia usaha terus pulih.

 "Tetapi resesi global telah menjadi tantangan baru bagi dunia usaha yang menuntut pengusaha untuk optimalisasi biaya produksi agar lebih kompetitif," kata Hong, Jumat (27/1). 

Ia pun meminta pemerintah mendukung dunia usaha lewat kepastian atas kelancaran perizinan usaha dan membantu agar biaya produksi bisa lebih efisien.

Direktur PT Mattel Indonesia Nyoman Widiastuti yang juga hadir dalam sesi kunjungan tersebut menyampaikan kekhawatiran serupa dengan Hong. Produsen mainan Barbie hingga Hot Wheels itu berencana ekspansi usaha dengan investasi sekitar US$ 30 juta. Namun, Widiastuti menyebut realisasinya akan menghadapi tantangan seiring gonjang-ganjing ekonomi dunia.

"Oleh karena itu, kami mohon dukungan yang besar juga khusus dari Kementerian Keuangan untuk meyakinkan bahwa kami tetap bisa mempertahankan investasi dan melaju sesuai yang kami prediksikan," kata Widiastuti.

Penurunan ekonomi global menurutnya akan mempengaruhi permintaan atas ekspor. Oleh karena itu, ia meminta otoritas fiskal bisa melanjutkan berbagai kebijakan relaksasi, salah satunya insentif restitusi pajak.

Ia menjelaskan, pabriknya di Cikarang adalah industri padat karya. Oleh karena itu, ia menekankan kepada Sri Mulyani pentingnya pengendalian inflasi. Menurut dia, komponen inflasi sangat menentukan besaran upah bagi pekerja.

Selain itu, menurut dia, tantangan usaha yang dihadapi juga terkait berkaitan dengan ketidakpastian keuangan global. Ia pun meminta dukungan dari sisi kepastian bisnis, terutama memasuki tahun politik pada tahun depan.

"Mudah-mudahan di kawasan industri ini mendapat keamanan, supaya bisnis tetap komitmen menjalankan ekspor," kata Widiastuti.

Reporter: Abdul Azis Said