Dana Moneter Internasional (IMF) membawa kabar baik di awal pekan ini lewat rilis terbarunya, World Economic Outlook (WEO) edisi Januari 2023. Dalam laporan tersebut, IMF merevisi ke atas perkiraan pertumbuhan ekonomi dunia tahun ini menjadi 2,9%, lebih tinggi 0,2 poin dari perkiraan Oktober lalu.

Harapan positif datang dari pembukaan ekonomi Cina. Negeri Panda sebelumnya melakukan lockdown yang membuat ekonominya melambat.

"Namun pertumbuhan global yang diproyeksikan untuk 2023 dan 2024 berada di bawah rata-rata tahunan historis 2000-2019 sebesar 3,8%," kata IMF dikutip dari laporannya, Selasa (31/1).

Namun pertumbuhan tahun ini yang rendah mencerminkan dampak kenaikan suku bunga tinggi di negara maju dalam rangka memerangi inflasi. Selain itu, perlambatan juga masih terimbas perang di Ukraina.

Meski demikian, ada harapan dari timur. Ekonomi Cina diperkirakan meningkat seiring pembukaan kembali aktivitas masyarakat setelah pencabutan kebijakan zero covid-19.

Pertumbuhan ekonomi Cina akan menguat tahun ini dari 3% pada tahun lalu menjadi 5,2% tahun ini. "Ini mencerminkan peningkatan yang signifikan pada mobilitas," kata IMF.

Pertumbuhan di negara maju diperkirakan melambat tajam dari 2,7% tahun lalu menjadi 1,2% tahun ini, sebelum kembali naik tahun depan ke 1,4%. Hampir 90% dari perekonomian di negara maju akan mengalami penurunan pertumbuhan tahun ini.

Pertumbuhan ekonomi di AS diperkirakan tumbuh 1,4% tahun ini, meningkat 0,4 poin dari perkirakan sebelumnya. Namun efek kenaikan suku bunga The Fed akan memukul ekonomi tahun depan yang diperkirakan melambat hanya tumbuh 1%.

IMF juga lebih optimistis terhadap prospek ekonomi Eropa tahun ini. Pertumbuhan zona euro direvisi ke atas 0,2 poin menjadi 0,7% tahun ini, mencerminkan dampak positif dari penundaan permintaan tahun lalu, harga energi di tingkat grosir yang lebih rendah dan  bantuan dari pemerintah baik berbentuk pengendalian harga energi dan bansos tunai.

Laporan itu juga menunjukkan prospek lebih cerah bagi negara-negara berkembang. Pertumbuhan ekonomi emerging market tahun ini diperkirakan 4%, meningkat dari tahun lalu 3,9%. Namun sekitar separuh dari negara berkembang memiliki pertumbuhan yang lambat dari tahun lalu.

Pertumbuhan ekonomi India tahun ini akan melambat ke 6,1%, namun permintaan domestik masih relatif kuat meski ada tekanan eksternal. Ekonomi negara-negara ASEAN-5 juga akan melambat ke 4,3% tahun ini.

Tekanan inflasi mendingin setelah ramai bank sentral dunia memperketat kebijakan moneternya tahun lalu. Inflasi global diperkirakan turun dari 8,8% pada 2022 menjadi 6,6% pada 2023 dan 4,3% pada 2024. Meski demikian level inflasi sampai tahun depan masih di atas tingkat sebelum pandemi yakni sekitar 3,5%.

Reporter: Abdul Azis Said