BPS Catat Inflasi Januari 5,28%, Melandai Dibanding Bulan Lalu

ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha/tom.
Pedagang tertidur di dekat barang daganganya, di Pasar Legi, Solo, Jawa Tengah, Jumat (13/1/2023).
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Yuliawati
1/2/2023, 11.23 WIB

Badan Pusat Statistik mencatat inflasi melandai pada awal tahun ini. Indeks harga konsumen (IHK) Januari sebesar 5,28% secara tahunan atau lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya 5,51%.

BPS mencatat inflasi secara bulanan 0,34% atau melandai dari bulan sebelumnya 0,66%. Penyumbang inflasi terutama dari kelompok barang makan, minuman dan tembakau, sedangkan harga-harga barang terkait transprotasi menurun, terutama tarif pesawat.

"Komoditas penyumbang inflasi secara bulanan terbesar dari beras, cabai merah, ikan segar, cabai rawit, dan rokok kretek filter," kata Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers secara daring, Rabu (1/2).

Kenaikan harga beras mendorong inflasi 2,34% dibandingkan bulan sebelumnya. Kenaikan ini menyumbang 0,07% terhadap inflasi secara keseluhan. Cabai merah juga mencatat inflasi 10,9% dengan andil 0,04%, ikan segar 1,39% dengan andil 0,04% serta inflasi cabai rawit mencapai 17,85% dengan andil 0,03%.

IHK disusun dari survei BPS terhadap 90 kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Pada bulan lalu, sebanyak 80 kabupaten/kota mencatat inflasi, sementara sisanya deflasi.

Inflasi tertinggi di kabupaten Gunung Sitoli sebesar 1,87% secara bulanan, sementara deflasi terdalam di Timika 0,6%.

Mayoritas analis memperkirakan inflasi Januari menurun menjadi sebesar 5,4%. Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede sebelumnya memperkirakan inflasi secara tahunan 0,46% secara bulanan dan 5,4% secara tahunan.

Inflasi inti didorong oleh kenaikan harga emas. Di sisi lain, harga-harga pangan yang melanjutkan kenaikan mendorong kenaikan pada inflasi komponen harga bergejolak.

Senada, ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memperkirakan inflasi terus melandai ke 5,36% bulan lalu. Inflasi harga pangan diperkirakan masih menjadi pendorong utama kenaikan harga-harga konsumen secara keseluruhan karena kenaikan harga beras dan beberapa harga tanaman hortikultura.

Faisal memperkirakan inflasi inti akan lebih tinggi dari bulan sebelumnya menjadi 3,39% secara tahunan. Hal ini didorong kenaikan harga emas di tengah meningkatnya kekhawatiran perlambatan ekonomi dunia serta pencabutan PPKM yang akan mendorong permintaan domestik semakin kuat.

"Komoditas yang diperkirakan mampu menekan inflasi adalah harga BBM akibat penurunan harga Pertamax, dan tarif angkutan udara yang cenderung turun," kata Faisal dalam catatannya.