Harga beras medium terus naik hingga menembus Rp 15.000 per kg. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memastikan bahwa pemerintah akan menjaga ketersediaan beras untuk menekan inflasi jelang Ramadan dan hari raya Idup Fitri. Pemerintah menargetkan inflasi pangan tidak lebih dari 4% tahun ini.
"Tadi dibahas juga terkait volatile food, terutama di hari besar keagamaan dan secara khusus kita bicara mengenai ketersediaan beras. Targetnya Volatile food 3-5%," kata Airlangga dalam konferensi pers usai rapat tik pengendali inflasi pusat (TPIP) di Jakarta, Senin (20/2).
Pemerintah, menurut dia, juga akan menjaga harga pangan secara keseluruhan tahun ini lewat penguatan ketahanan pangan nasional. Anggaran untuk ketahanan pangan mencapai Rp 104 triliun.
Menurut Airlangga, lumbung pangan nasional juga terus diakselerasi. Pemerintah daerah juga didorong untuk memperluas kerja sama terutama terkait koordinasi ketersediaan data antardaerah.
Airlangga juga berjanji pihaknya akan memperkuat komunukasi untuk menjaga ekspektasi inflasi di masyarakat. Hal ini dilakukan lewat program Rakornas pengendalian inflasi 2023 yang akan digelar Agustus mendatang. Pemerintah juga akan menjalankan beberapa program pengendalian inflasi mulai dari gerakan tanam cabai hingga berlanjutnya program subsidi ongkos angkut.
Direktur Eksekutif CELIOS Bhima Yudhistira mejelaskan, beras memiliki bobot yang besar di dalam komponen perhitungan inflasi. Dengan demikian, lonjakan harga beras bisa memicu inflasi naik tajam.
"Proyeksi inflasi secara tahunan bisa di kisaran 5%-5,5% tahun ini kalau beras konsisten naik terutama jelang Ramadhan-Lebaran," kata Bhima dalam catatannya.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi beras pada Januari 2023 sebesar 0,34% secara bulanan, menyumbang 0,07% terhadap total inflasi bulan lalu. Beras mencatat inflasi secara tahunan sebesar 7,7%, dengan andil terhadap inflasi sebesar 0,24%.
"Ini lebih disebabkan oleh biaya produksi yang naik, karena beberapa ongkos produksi seperti upah buruh pertanian naik ini juga bisa karena dampak kenaikan BBM dan beberapa kenaikan komponen biaya produksi," kata Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers secara daring, Rabu (1/3).
Inflasi harga beras terutama di beberapa kota di luar Jawa. Kenaikan harga tertinggi di Kota Gunungsitoli, inflasinya mencapai 8,26% secara bulanan, disusul Tual 6,89%, Mataram 6,82%, Sumenep 5,95% dan Bekasi 5,81%.