Sri Mulyani Heran Perbaikan Pagar Puskesmas Masuk Anggaran Stunting

ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/rwa.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menekankan, banyaknya sub program hingga berjumlah ratusan membuat banyak belanja stunting yang justru tidak menyasar langsung ke bayi dan ibu.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
14/3/2023, 12.23 WIB

Penanganan stunting sebagai salah satu program prioritas nasional. Namun, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyoroti banyaknya program di daerah yang masuk dalam program stunting padahal tak terkait langsung. Salah satunya, kebutuhan perbaikan pagar puskesmas.

"Anda tahu berapa sub kegiatan stunting di pemerintah daerah? Ada 283 sub kegiatan, Rp 77 triliun, paling tinggi nomor dua adalah untuk koordinasi, anggarannya Rp 240 miliar," kata bendahara negara itu dalam acara Launching Modul Sinkronisasi Renja-Sakti, Selasa (14/3).

Ia pun mengaku tidak heran jika total anggaran stunting yang mencapai puluhan triliun tak banyak sampai ke ibu dan bayi yang sebenarnya paling membutuhkan. Menurut Sri Mulyani, banyaknya program membuat upaya penanganan stunting yang seharusnya dilakukan seperti memberikan makanan bergizi menjadi terlalu kecil. 

Ia menekankan, banyaknya sub program hingga berjumlah ratusan membuat banyak belanja yang tidak menyasar langsung ke bayi dan ibu. Salah stau contohnya,  penggantian pagar Puskesmas.

"Hal seperti ini mungkin kita tertawa mendengarnya, tapi ini menggambarkan betapa PR kita banyak sekali. Karena seperti saya sampaikan sebelumnya bahwa paling berat adalah menyederhanakan birokrasi kita sendiri," ujarnya.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menyinggung bahwa seringkali penyusunan anggaran pemerintah didasarkan pada pola historis. Ini artinya, perencanaan anggaran ke depan dibuat dengan alasan karena program tersebut sudah rutin dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya, bukan karena adanya prioritas aktual.

Hal tersebut, kata dia, kemudian berpengaruh terhadap efektivitas pembangunan dan penggunaan sumber daya yang tidak efisien. Ia bercerita pernah melakukan penelusuran terkait jenis-jenis program di daerah yang berkaitan dengan stunting, salah satu temuannya yakni adanya anggaran untuk memperbaiki pagar puskesmas.

"Demikian juga misalnya prioritas nasional lainnya yang terkait dengan revolusi mental. Coba saya zoom, begitu di-zoom sampai paling bawah, saya lihat ada anggaran untuk pembelian motor trail, tapi saya pikir mungkin betul juga untuk melakukan sosialisasi," kata Suharso dalam acara yang sama dengan Sri Mulyani.

Pemerintah telah mengalokasikan anggaran percepatan pencegahan stunting Rp 44,8 triliun pada tahun lalu. Anggaran itu terdiri atas belanja pemerintah pusat Rp 34,1 triliun melalui 17 kementerian  dan lembaga, sedangkan sisanya melalui belanja pemerintah daerah yang terdiri atas Dana alokasi Khusus (DAK) fisik sebesar Rp 8,9 triliun dan DAK nonfisik Rp 1,8 triliun.

Reporter: Abdul Azis Said