Laporan Khusus | KTT ASEAN 2023

Menkeu dan Gubernur Bank Sentral ASEAN Kumpul di Bali, Apa Hasilnya?

ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/rwa.
Ilustrasi. Pertemuan tersebut menghasilkan pernyataan bersama yang antara lain mencakup kesepakatan untuk memperkuat kerja sama otoritas keuangan dan kesehatan di ASEAN hingga mendorong transaksi pembayaran lintas negara.
Penulis: Agustiyanti
31/3/2023, 21.54 WIB

Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral negara-negara ASEAN menggelar pertemuan pertama di bawah keketuaan Indonesia di Nusa Dua, Bali pada Jumat (31/3). Pertemuan tersebut menghasilkan pernyataan bersama yang antara lain mencakup kesepakatan untuk memperkuat kerja sama otoritas keuangan dan kesehatan di ASEAN hingga mendorong transaksi pembayaran lintas negara. 

Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan, pernyataan bersama para menkeu dan gubernur bank sentral ASEAN mencakup inisiatif-inisiatif untuk memperkuat kerja sama di sektor keuangan. Salah satunya adalah kerja sama antara otoritas keuangan dan kesehatan ASEAN.

"Beberapa poin kunci yang disampaikan dalam joint statement, termasuk usulan untuk mendiskusikan kolaborasi antara otoritas keuangan dan kesehatan untuk memperkuat kapasitas kesehatan regional," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers pertemuan pertama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral negara-negara ASEAN di Nusa Dua, Bali, Kamis (31/3). 

Kolaborasi tersebut, menurut dia, mencakup asesmen kesenjangan fasilitas kesehatan di Negara ASEAN dan kebutuhan pendanaan untuk membangun fasilitas kesehatan di regional, serta respons pendanaan.

Sri Mulyani mengatakan, kolaborasi lain yang juga diusulkan dalam pertemuan tersebut juga mencakup area UMKM dan keuangan digital. Salah satu prioritasnya adalah mendukung inklusi keuangan untuk UMKM, termasuk terkait akses pembiayaan. 

Pertemuan ini juga memunculkan inisiatif  untuk memperkuat kolaborasi antara badan-badan pangan di negara-negara ASEAN yang akan fokus pada pembiayaan untuk mendukung kesejahteraan dan stabilitas.  "Ini akan muncul dalam deklarasi para pemimpin ASEAN untuk meningkatkan ketahanan pangan dan nutrisi masyarakat di ASEAN," kata dia. 

Selain ketahanan pangan, para menteri keuangan dan gubernur bank sentral akan fokus untuk mempromosikan perdagangan dan investasi.  Ini di antaranya dilakukan melalui kerja sama terkait otooritas perpajakan dan kepabeanan. 

Pertemuan ini juga mendiskusikan ASEAN Taxonomy on Sustainable Finance versi 2 yang baru dirilis. Panduan ini, menurut Sri Mulyani, merupakan taksonomi pertama di dunia untuk mengakomodasi transisi energi, termasuk upaya mempensiunkan PLTU yang diklasifikasikan sebagai aktivitas yang berhak untuk mendapatkan pembiayaan.

Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, ada beberapa area terkait bank sentral yang juga menjadi pembahasan dan kesepakatan dalam pertemuan pertama para menkeu dan gubernur bank sentral ASEAN.  

Pertama, negara-negara ASEAN sepakat untuk memperkuat bauran kebijakan makroekonomi untuk menahan dampak rambatan gejolak global dan mendukung pemulihan ekonomi. Ini juga mencakup upaya untuk memperkuat kolaborasi antara regulator di sektor keuangan untuk memastikan stabilitas sistem keuangan masing-masing negara tetap terjaga. 

Kedua, negara-negara ASEAN sepakat untuk memperkuat ketahanan eksternal. Ini dilakukan dengan mendorong ekspor dan investasi antar negara ASEAN. Selain itu, diversifikasi penggunaan mata uang untuk perdagangan dan investasi juga penting. Oleh karena itu, negara-negara ASEAN menyepakati kerja sama penggunaan mata uang lokal untuk transaksi perdagangan dan investasi.

Ketiga, negara-negara ASEAN sepakat untuk mempercepat konektivitas transaksi pembayaran regional. Indonesia dan empat negara ASEAN lainnya, yakni Malaysia, Singapura, Thailand, dan Filipina juga telah meneken kerja sama transaksi pembayaran lintas batas dalam di sela-sela KTT G20 di Bali pada November 2022.

Kerja sama kemudahan transaksi pembayaran antara lima negara ASEAN terbesar ini mencakup lima area, yakni kode QR, fast payment, data, RTGS, dan transaksi mata uang lokal. 

"Kerja sama ini akan diperluas dengan negara lain. Vietnam, Kamboja, Laos, dan Brunei sudah menyatakan ketertarikan untuk bergabung," kata dia. 

Namun demikian, Perry menjelaskan, baru Vietnam yang sudah memiliki sistem pembayaran domestik relatif siap. Sementara ketiga negara lainnya masih dalam tahap pengembangan sehingga baru akan bergabung dengan kerja sama transaksi pembayaran lintasnegara ASEAN setelah memiliki infrastruktur yang mumpuni.

Untuk kelima kalinya, Indonesia didapuk menjadi Keketuaan ASEAN. Situasi dunia tahun ini yang belum kondusif tentu menjadi tantangan tersendiri dalam mengemban amanah tersebut. Persaingan kekuatan besar dunia yang meruncing mesti dikelola dengan baik agar konflik terbuka dan perang baru tidak muncul, terutama di Asia Tenggara.

Keketuaan Indonesia juga diharapkan menjadi pintu bagi ASEAN untuk berperan aktif dalam perdamaian dan kemakmuran di kawasan melalui masyarakat ekonomi ASEAN. Untuk itu, Indonesia hendak memperkuat pemulihan ekonomi dan menjadikan Asia Tenggara sebagai mesin pertumbuhan dunia yang berkelanjutan.

Simak selengkapnya di https://katadata.co.id/asean-summit-2023 untuk mengetahui setiap perkembangan dan berbagai infomasi lebih lengkap mengenai KTT Asean 2023.

#KatadataAseanSummit2023 #KalauBicaraPakaiData