Sejumlah lembaga internasional memproyeksikan ekonomi global pada 2024 akan lebih cerah dari tahun ini. Pemerintah juga memperkirakan perekonomian Indonesia bisa tumbuh lebih tinggi tahun depan maksimal hingga 5,7%.
"Terlepas dari berbagai masalah yang disampaikan, namun menurut lembaga-lembaga internasional, kondisi ekonomi tahun depan secara global diperkirakan sedikit lebih baik," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam acara Rakorbangpus 2024, Kamis (6/4).
Proyeksi tiga lembaga internasional, Dana Moneter Internasional (IMF), Bank Dunia dan Organisasi untuk Kerja sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) melihat tahun depan akan lebih baik dari tahun ini. IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi global tahun depan 3,1%, atau lebih tinggi dari proyeksi tahun ini 2,9%. Perkiraan Bank Dunia sebesar 2,7% dari tahun ini diperkirakan hanya 1,7% serta OECD yang juga memperkirakan 2,7% dari tahun ini sebesar 2,2%.
Dalam paparannya, bendahara negara itu menyebut ada beberapa upside risk atau potensi faktor pendorong pertumbuhan global yang lebih baik pada 2024. Berbagai faktor ini di antaranya moderasi harga komoditas meskipun masih bergejolak, inflasi dalam tren melandai serta laju pengetatan moneter mulai melambat.
Di samping itu, relaksasi restriksi Covid-19 di Cina juga bisa jadi pendukung pertumbuhan tahun depan. Beberapa kawasan seperti India dan Asia Tenggara juga berpotensi tumbuh tinggi tahun depan, serta faktor munculnya potensi pertumbuhan baru dari sektor digital dan ekonomi hijau.
Meski demikian, Sri Mulyani memberikan catatan bahwa sejumlah lembaga internasional itu juga kerap merevisi perkiraannya. Dalam setahun, beberapa lembaga internasional bisa merevisi hingga empat kali perkiraannya. Hal ini mengindikasikan bahwa banyak faktor yang belum tertangkap dalam perkiraan sebelum-sebelumnya.
Di samping itu, ia juga menyebut masih ada beberapa downside risk atau risiko yang menyebabkan pertumbuhan melambat tahun depan. Beberapa faktornya mulai dari ketidakpastian geopolitik yang berlanjut, ruang fiskal terbatas hingga masih adanya tekanan di sektor properti Cina.
Dari dalam negeri, pemerintah optimistis pertumbuhan ekonomi tahun depan juga akan lebih baik dari tahun ini. Target pertumbuhan tahun depan sebesar 5,3%-5,7% , lebih tinggi dari target tahun ini sebesar 5,3%.
"Dengan target tersebut berarti momentum pertumbuhan ekonomi masih akan terus terakselerasi," kata Sri Mulyani.
Adapun pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun lalu mencapai 5,31%. Sri Mulyani menyebut pemulihan yang berlanjut berhasil membawa Indonesia berhasil sembuh dari scarring effect alias efek luka memar akibat pandemi. Pemulihan ekonomi telah merata di semua sektor usaha, termasuk transportasi dan hotel restoran yang sempat terpukul dalam saat pagebluk Corona.