Pertumbuhan Ekonomi Kuartal I 2023 sebesar 5,03%, Sesuai Prediksi BI

Katadata
BPS melaporkan pertumbuhan ekonomi kuartal I 2023 sebesar 5,03% secara tahunan.
Penulis: Abdul Azis Said
5/5/2023, 09.36 WIB

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi kuartal I 2023 sebesar 5,03% secara tahunan, lebih tinggi dari mayoritas perkiraan ekonom. Realisasi itu juga lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kuartal sebelumnya sebesar 5,01%.

BPS mencatat ekonomi Indonesia konsisten tumbuh di atas 5% selama enam kuartal beruntun sejak kuartal IV 2021. Realisasi pertumbuhan tersebut sesuai perkiraan Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia di sekitar 5%.

"Seluruh lapangan usaha tumbuh positif pada kuartal pertama 2023 terutama pada beberapa lapangan usaha yang dominasinya besar seperti industri, perdagangan, pertambangan, pertanian dan konstruksi semua tumbuh positif," kata Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Moh Edy Mahmud dalam konferensi pers daring, Jumat (5/5).

Konsumsi rumah tangga tumbuh 4,54% secara tahunan ditopang pertumbuhan konsumsi sektor transportasi dan komunikasi. Ini terlihat dari peningkatan penjualan sepeda motor dan penumpang angkutan rel, laut dan udara. Konsumsi sektor restoran dan hotel juga tumbuh tercermin dari peningkatan tingkat hunian kamar hotel.

BPS mencatat ekspor tetap tumbuh kuat. Pertumbuhan ekspor sebesar 11,68%. Kinerja ini ditopang komoditas non migas terutama bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan atau nabati serta besi dan baja serta nikel.

Investasi tetap tumbuh positif sebesar 2,11% secara tahunan meski lebih lambat dari kuartal sebelumnya. Investasi tumbuh pada kelompok barang modal, mesin dan perlengkapan, kendaraan dan produk kekayaan intelektual. Pertumbuhan modal pemerintah meningkat dibandingkan kuartal I 2022.

Namun, pertumbuhan ekonomi secara kuartalan atau dibandingkan kuartal IV 2022 terkontraksi 0,92%. Meski demikian Edy menyebut penurunan tersebut memang sesuai pola musiman dimana kuartal pertama biasanya akan negatif.

Ia mencontohkan, pada kuartal I 2022 juga terjadi kontraksi 0,94% secara kuartalan, pada 2021 kontraksi sebesar 0,93% maupun 2020 kontraksi sebesar 2,41%.

Mayoritas ekonom sebelumnya memperkirakan pertumbuhan ekonomi melambat dari kuartal sebelumnya. Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memperkirakan pertumbuhan ekonomi sebesar 4,94%.

Perlambatan disebabkan inflasi yang masih tinggi dan risiko perlambatan global yang menghambat aktivitas konsumsi, investasi dan ekspor. Namun konsumsi dinilai tetap resilien serta belanja pemerintah juga diperkirakan rebound dari kuartal sebelumnya.

Faisal memperkirakan pertumbuhan investasi tak banyak berubah dari kuartal sebelumnya terutama didukung investasi konstruksi dan non bangunan meski mulai terlihat peningkatan pada segmen bangunan. Sementara aktivitas ekspor impor juga melemah karena ketidakpastian prospek ekonomi global.

Reporter: Abdul Azis Said