Rupiah dibuka menguat 17 poin ke level Rp 14.788 per dolar AS d pasar spot pagi ini. Sentimen pasar terhadap aset berisiko terpantau membaik di tengah perhatian investor tertuju pada rapat White House dengan DPR AS soal plafon utang.
Merujuk data Bloomberg, rupiah berbalik melemah ke arah Rp 14.795 pada pukul 09.25 WIB. Namun, rupiah masih menguat 0,07% dibandingkan penutupan kemarin.
Mata uang Asia lainnya bergerak bervariasi terhadap dolar AS pagi ini. Yen Jepang, dolar Hongkong, dolar Taiwan, won Korsel, dan ringgit Malaysia menguat. Sebaliknya, baht Thailand, yuan Cina, rupee India, peso Filipina dan dolar Singapura melemah di rentang 0,02%-0,33% terhadap dolar AS.
Analis DCFX Lukman Leong memperkirakan rupiah akan menguat pada hari ini karena ada tanda-tanda pasar mulai tertarik masuk ke aset berisiko. Selain itu juga ada koreksi pada indeks dolar AS. Rupiah kemungkinan bergerak di rentang Rp 14.700-Rp 14.850 per dolar AS.
Lukman menilai penguatan hari ini kemungkinan masih terbatas karena kekhawatiran soal kebuntuan pembicaran plafon utang AS bertahan di pasar.
"Dengan absennya data ekonomi penting baik dari dalam maupun luar negeri, investor cenderung berhati-hati dan menunggu perkembangan lebih lanjut akan plafon utang AS," kata Lukman dalam catatannya pagi ini, Selasa (16/5).
Hal senada juga disampaikan analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra. Ia melihat pasar masih menunggu kejelasan terkait plafon utang AS. Presiden AS dan DPR akan kembali menggelar rapat untuk membahas isu ini pada Selasa (16/5) waktu AS.
Sejauh ini Ariston menilai pihak-pihak terkait telah menunjukkan optimisme bahwa kesepakatan akan tercapai sebelum jatuh tempo awal bulan depan. Terlepas dari isu utang AS itu, Ariston menyebut rupiah akan menguat hari ini setelah data indeks manufaktur di New York, AS menunjukkan kontraksi dalam.
" Hasil ini menambah kekhawatiran pasar soal kemungkinan resesi di AS," kata dia.
Selain itu, ekspektasi pasar terhadap peluang bank sentral AS, The Fed akan mengambil jeda kenaikan suku bunga juga telah membantu penguatan rupiah karena dolar AS melemah. Penguatan hari ini juga bisa dibantu dari data surplus neraca dagang April.
Berdasarkan data neraca dagang terbaru, surplus kembali meningkat sekalipun kinerja ekspor dan impor turun cukup tajam. Namun, Ariston menyebut pasar tak begitu risau dari penurunan ekspor itu mengingat ada efek libur panjang lebaran.
Ia memperkirakan rupiah akan menguat ke arah Rp 14.750, dengan potensi resisten di kisaran Rp 14.830 per dolar AS. Menurut dia beberapa data ekonomi Cina yang akan dirilis bisa menjadi mover pasar.
"Data yang bagus bisa mendorong penguatan rupiah dan aset berisiko lainnya. Pasar menantikan data produksi industri dan penjualan ritel Cina untuk bulan April," kata Ariston.