Ketua Kamar Dagang Indonesia atau Kadin, Arsjad Rasjid, optimistis jika pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di kisaran 5,2-5,3 % pada 2023. Namun demikian, pertumbuhan ekonomi tersebut bisa tercapai jika kondisi politik Indonesia stabil, terutama jelang Pemilu 2024.
Dia mengatakan, pengusaha berharap stabilisasi politik dan keamanan jelang pemilu 2024 bisa terjaga. Stabilisasi tersebut yang menjadi kunci pertumbuhan ekonomi tahun ini.
"Yang penting jangan sampai diadu domba, jangan sampai ada keributan," ujar Arsjad saat ditemui di Menara Kadin, Jakarta, Selasa (30/5).
Dia mengatakan, Indonesia cukup bangga dengan pemilu sebelumnya di mana kedua calon presiden yaitu Joko Widodo dan Prabowo Subianto bisa bersatu. Menurut dia, hal itu menandakan kedewasaan dalam berpolitik.
Dia berharap, pemerintah dan pengusaha bisa duduk bersama menyiapkan peta jalan menuju Indonesia 2045. Dengan demikian, siapapun pemimpin Indonesia berikutnya bisa mengacu pada peta jalan tersebut.
"Ibaratnya jangan sampai kita sudah membangun fondasi sampai tingkat empat, lalu dihancurkan lagi, dibangun dari nol. Seharusnya pemimpin yang baru bisa melanjutkan ke tingkat lima, enam, hingga sepuluh," ujarnya.
Pemilu Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi
Di sisi lain, Arsjad optimistis jika Pemilu 2024 justru bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi 2023. Pemilu yang diselenggarakan awal tahun depan tersebut mendorong pergerakan roda ekonomi sejumlah usaha makro, kecil, dan menengah seperti makanan hingga percetakan.
"Misalnya saja UMKM bikin kaos, makanan, itu kan membantu pertumbuhan ekonomi. Lihat dari sisi positifnya, yang penting itu tadim stabilitas terjaga," katanya.
Selain Pemilu, pertumbuhan ekonomi juga didorong oleh event pariwisata seperti olah raga dan pertunjukan yang marak tahun ini.
Menurut laporan Badan Pusat Statistik, nilai perekonomian Indonesia menurut produk domestik bruto atas dasar harga berlaku mencapai Rp5.071 triliun pada kuartal I 2023.
Jika diukur menurut PDB atas dasar harga konstan 2010, ekonomi Indonesia pada kuartal I 2023 mencapai Rp2.961 triliun, tumbuh 5,03% dibanding kuartal I 2022.