Rupiah Melemah Jadi 15.000/US$, Ada Kekhawatiran Bunga AS Naik Lagi
Rupiah melemah 20 poin ke level Rp 15.005 per dolar Amerika Serikat (AS) di pasar spot pagi ini. Pelaku pasar mengantisipasi bank sentral AS, The Fed kembali menaikkan suku bunga acuan.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah terus melemah ke level Rp 15.013 per dolar AS pada pukul 09.20 WIB, atau turun 0,18% dari posisi penutupan kemarin sore.
Mayoritas mata uang Asia lainnya melemah terhadap dolar AS pagi ini. Yuan Cina ambles 0,37%, ringgit Malaysia 0,27%., dolar Singapura 0,21% dan baht Thailand 0,19%.
Sebaliknya, dolar Hong Kong, peso Filipina dan won Korea Selatan menguat terbatas.
Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra memperkirakan rupiah terus melemah pada perdagangan hari ini, karena perubahan ekspektasi pasar tentang arah kebijakan The Fed. Rupiah diramal melemah ke rentang Rp 15.000 - Rp 15.050, dengan potensi support di kisaran Rp 14.950 per dolar AS.
Serangkaian data ekonomi Amerika menunjukkan kinerja yang masih kuat. Ini mendorong ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed kemungkinan belum berakhir.
Berdasarkan alat pemantauan CME Group, mayoritas pasar kini memperkirakan suku bunga The Fed naik 25 basis point (bps) atau 0,25% pada pertemuan bulan depan. Pekan lalu mayoritas masih memperkirakan suku bunga ditahan.
"Selain itu, pelaku pasar masih mengkhawatirkan voting kesepakatan batas utang AS yang akan berlangsung di Kongres. Mereka khawatir negosiasi tidak memenuhi harapan pasar. Ini mendorong pelaku pasar masuk kembali ke aset aman dolar AS," kata Ariston dalam catatan, Rabu pagi (31/5).
Analis DCFX Lukman Leong memperkirakan rupiah bergerak datar dengan kecenderungan menguat tipis. Menurutnya rupiah akan bergerak di rentang Rp 14.900 - Rp 15.000 per dolar AS.
"Investor masih cenderung menunggu dan melihat alias wait and see menantikan hasil voting kongres untuk kenaikan plafon utang hari ini," kata Lukman.